House of Indonesiana Cetak Talenta Animasi Indonesia Lewat Kolaborasi dengan Korea Selatan

Program House of Indonesiana (HOI) berhasil menciptakan wadah kolaborasi lintas negara untuk memperkuat industri kreatif Indonesia. Istimewa

House of Indonesiana Cetak Talenta Animasi Indonesia Lewat Kolaborasi dengan Korea Selatan

Whisnu Mardiansyah • 18 October 2025 08:57

Jakarta: Program House of Indonesiana (HOI) berhasil menciptakan wadah kolaborasi lintas negara untuk memperkuat industri kreatif Indonesia. Melalui kerja sama antara Kementerian Kebudayaan RI dengan Kementerian Kebudayaan Korea, program ini menghubungkan pendidikan, industri, dan diplomasi budaya dalam satu ekosistem.

Salah satu implementasinya terlihat dalam pelatihan dan produksi konten animasi di HOI Training Center Jakarta. Peserta mendapatkan kesempatan belajar langsung dari profesional industri dan terlibat dalam proyek animasi berskala nyata.

Project Manager dari Dipadira Studios, Gisella Ivone, menceritakan perannya dalam mendampingi proses produksi animasi yang melibatkan ratusan peserta HOI. Ia bertanggung jawab mengelola seluruh alur produksi dari awal hingga akhir.

“Peran utama saya mengelola seluruh proses produksi, mulai dari perencanaan timeline, mengawasi setiap tahap produksi, menjadi penghubung antara tim pelatihan dan tim produksi, hingga memastikan semuanya berjalan sesuai target dan kualitas yang diharapkan,” ungkap Gisella dalam HOI Week 2025 pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Program HOI Jakarta terbagi dalam tiga level kelas yaitu Basic, Intermediate, dan Advanced. Dipadira Studios dipercaya menangani proses produksi penuh untuk IP animasi "Banyu" yang dikerjakan bersama peserta kelas Advanced.

“Kami ingin peserta tidak hanya belajar teori, tapi merasakan sendiri seperti apa ritme kerja di industri profesional,” tambah Gisella.
 

Baca Juga : Parade Karnaval Budaya Pringsewu Cultural Festival Pukau Ribuan Penonton


Para peserta ditempatkan dalam sistem yang menyerupai produksi nyata dengan briefing, revisi, hingga evaluasi berkala. Keseimbangan antara nilai budaya lokal dan standar global menjadi kunci penting dalam program ini. Gisella menekankan pentingnya membawa identitas budaya dalam cerita dengan kemasan teknis berstandar internasional.

Instruktur kelas Advanced, Muhammad Septa Varell Syahroni, menyebutkan pelatihan ini menghadirkan pengalaman berbeda dari pelatihan animasi biasa. Bersama alumni One Animation Studios, ia membimbing peserta dengan pendekatan simulasi industri.

“Peserta tidak hanya belajar teori, tapi langsung masuk ke workflow profesional. Mereka menggunakan asset animasi dari Dipadira, mengikuti pipeline industri,” jelas Varell. Tim instruktur mendorong kualitas karya peserta mendekati standar profesional.

Menurut Varell, banyak peserta datang dengan ide kreatif kuat namun masih terbatas secara teknis. Tugas instruktur bukan hanya mengajarkan software, tetapi membentuk mindset yang benar sebagai artist.

Bagi Fahra Arifia, peserta yang mengikuti seluruh tingkatan kelas, HOI menjadi pengalaman transformatif. Awalnya ia hanya ingin mengisi waktu, namun kini termotivasi untuk menciptakan IP sendiri.

“Yang paling berkesan itu waktu lihat hasil kerja keras kami disatukan jadi satu karya. Rasanya bangga banget,” ujarnya. Tantangan terbesar adalah adaptasi pada proses animasi 3D yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Sementara itu, Dian Puspitarini menyebut pengalaman di HOI membuka wawasannya tentang industri animasi. Ia merasakan langsung proses produksi animasi dari awal hingga akhir seperti bekerja di studio profesional.

“Para mentor memberikan feedback satu per satu, terasa banget kayak kerja di studio animasi profesional,” tutur Dian. Ia berharap semakin banyak talenta muda yang tertarik dengan dunia animasi melalui program seperti HOI.

Program HOI terbukti menjadi jembatan efektif antara pendidikan dan industri kreatif. Gisella berharap ke depannya kelas Advanced bisa diperluas ke bidang lain seperti lighting atau VFX.

“Program seperti HOI terbukti membawa dampak positif bagi pendidikan dan pengembangan industri kreatif,” ujar Gisella. Semakin banyak talenta muda Indonesia yang bisa tumbuh melalui program serupa.

House of Indonesiana tidak hanya mempertemukan dua bangsa, tetapi juga melahirkan generasi kreatif yang siap bersaing di panggung global. Program ini menjadi bukti nyata diplomasi budaya yang memperkuat ekosistem kreatif Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)