Ilustrasi. Foto: Medcom.id.
M. Iqbal Al Machmudi • 6 September 2025 17:15
Jakarta: Wabah campak yang melanda Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menimbulkan keresahan masyarakat. Pasalnya, angka kematian akibat wabah tersebut kian bertambah dengan anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan terinfeksi.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak pada Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) Irwanto menegaskan bahwa campak dapat dicegah melalui imunisasi. Namun, rendahnya cakupan vaksinasi di sejumlah daerah, termasuk Sumenep membuat penyakit ini semakin mudah menyebar hingga berkembang menjadi wabah.
“Di sana (Sumenep) memang ada penolakan vaksin dari warga. Padahal, vaksin ini mencegah terjadinya komplikasi lebih berat daripada suatu penyakit. Kebetulan kalau campak ini, imunisasi dapat mengurangi risiko komplikasi serius,” kata Irwanto dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 6 September 2025.
Irwanto menjelaskan, wabah campak tidak semata-mata disebabkan oleh penolakan vaksin. Faktor lain seperti status gizi yang buruk dan kurangnya vitamin A juga turut memperbesar risiko anak terjangkit campak.
Kondisi tubuh yang lemah membuat daya tahan menurun. Sehingga anak lebih mudah terinfeksi.
Baca juga:
Atasi Wabah Campak, Menkes Bakal Bangun Laboratoritum Khusus di Madura |