Aktivitas di salah satu pasar di Lagos, Nigeria. (EPA)
Willy Haryono • 15 July 2023 18:41
Abuja: Nigeria mengumumkan keadaan darurat yang memungkinkan pemerintah mengambil langkah-langkah luar biasa untuk meningkatkan keamanan dan pasokan pangan. Status ini dideklarasikan di tengah lonjakan harga dan kelaparan.
Langkah terbaru ini akan memicu berbagai tindakan, termasuk pembukaan hutan untuk lahan pertanian guna meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi inflasi pangan, ucap Dele Alake, juru bicara Presiden Nigeria Bola Tinubu.
Dikutip dari laman Times Live, Sabtu, 15 Juli 2023, hal ini mengikuti pencabutan subsidi bahan bakar dan reformasi nilai tukar, yang telah membuat mata uang naira turun sebesar 40 persen setelah patokannya terhadap dolar dihapus bulan lalu.
Bahkan sebelum Tinubu memotong subsidi, pertumbuhan harga konsumen telah melaju ke level tertinggi sejak hampir 18 tahun terakhir, yaitu sebesar 22,4% pada Mei. Tingkat inflasi makanan juga meningkat lebih dari dua poin persentase penuh lebih cepat di bulan yang sama.
Walau reformasi menyebabkan rasa sakit di tengah masyarakat, kebijakan tersebut berdampak pada obligasi dolar di Nigeria dan melonjaknya harga saham ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Para investor memandang keputusan pemerintah tentang mata uang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nigeria dapat meningkat menjadi 4?ri tahun 2024 dari rata-rata 2% sejak 2015. Eurobonds Nigeria terus menguat pada hari Jumat lalu, dengan imbal hasil yang jatuh tempo pada 2031 menurun untuk hari kelima menjadi sekitar 10,46%.
Namun, pelemahan mata uang telah menambah tekanan pada biaya hidup di Nigeria, negara di mana pengeluaran untuk makanan merupakan bagian besar dari sebagian besar anggaran rumah tangga.
Harga makanan melonjak lebih dari 20 persen di Afrika Sub-Sahara antara tahun 2020 dan 2022, menurut Dana Moneter Internasional, sebagian mencerminkan tren global dan fakta bahwa wilayah tersebut mengimpor banyak bahan pokok utamanya.
Bagi sebagian besar warga Nigeria, harga ini menjadi tidak terjangkau, kata Alake. "Ini telah menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan, sehingga merusak kelangsungan seluruh rantai nilai pertanian dan pangan," ungkapnya.
Negara terpadat di Afrika ini mengalami lonjakan biaya makanan dan transportasi sejak subsidi bahan bakar diakhiri, yang menelan biaya hingga USD10 miliar per tahun tetapi menjadikan harga bensin termasuk yang termurah di dunia.
Pemerintah akan menggunakan penghematan dari pencabutan subsidi untuk membenahi sektor pertanian, kata Alake. Langkah-langkah itu mungkin tidak cukup jauh, menurut Ayo Teriba, CEO Economic Associates Ltd, sebuah firma penasihat yang berbasis di Lagos.
Ia berpendapat pemerintah baru harus mengumumkan keadaan darurat di semua sektor ekonomi termasuk listrik, keamanan dan perminyakan, serta pangan, karena semuanya membutuhkan perhatian segera.
"Kita tidak bisa terus melakukannya sedikit demi sedikit," tutur Teriba.
Baca juga: Ingin Turunkan Kemiskinan, Nigeria Pelajari BPNT dan PKH