Wacana Pilpres 2 Paslon, Pengamat Sebut Bakal Rentan Polarisasi

Pengamat politik Ujang Komarudin. Medcom.id/Cindy

Wacana Pilpres 2 Paslon, Pengamat Sebut Bakal Rentan Polarisasi

Media Indonesia • 24 September 2023 21:03

Jakarta: Wacana Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan calon (paslon) kembali digaungkan. Berbagai alasan seperti efisiensi anggaran, bahkan sekadar menaikan elektabilitas menjadi keinginan para elite politik.

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pilpres dengan dua paslon akan sangat rentan terhadap polarisasi di masyarakat. Benturan yang terjadi pada pilpres sebelumnya masih terasa, sehingga para elite jangan lagi mengorbankan masyarakat.

"(Kalau) dua pasangan ini kan benturannya pasti sangat kerasa ya, bisa terjadi polarisasi lagi. Kita melihat 2019 yang lalu, luka ini kan belum kering, masyarakat banyak yang kecewa dan marah, tahu-tahu nanti dua pasang lagi. Ya ini akan berbahaya dan terjadi polarisasi," ujar Ujang kepada Media Indonesia, Minggu, 24 September 2023.

Bila hanya dua paslon, lanjut dia, pilpres dan demokrasi seakan hanya diatur para elite dan oligarki. Sedangkan, rakyat tidak berdaulat, tidak diberikan banyak pilihan, dan rentan polarisasi.

Dia menjelaskan untuk mewujudkan demokrasi yang sehat, seharusnya diberi kesempatan besar bagi semua pihak yang berkompeten untuk ikut dalam pilpres. Paling tidak ada tiga atau empat paslon yang berkompetisi di Pilpres 2024.

Anggaran Jangan Hambat Kualitas Demokrasi

Ujang mengatakan pilpres dengan dua paslon memang akan lebih efisien dari segi anggaran. Sebab, otomatis pilpres hanya akan berlangsung satu putaran.

Namun, dalam konteks menjaga kualitas demokrasi, anggaran seharusnya tidak menjadi penghambat. Demokrasi berkualitas memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

"Tetapi kalau kita dalam konteks menjaga kualitas demokrasi, ya demokrasi itu membutuhkan anggaran dan berbiaya mahal. Apalagi demokrasi langsung," tutur dia.

Dia menambahkan dengan 270 juta penduduk, Indonesia seharusnya bisa menghasilkan calon pemimpin yang banyak. Kesempatan itu jangan ditutup rapat oleh para elite bangsa.

(Faustinus Nua)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)