Indeks Kepercayaan Industri Indonesia Melambat Jadi 53,22

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Indeks Kepercayaan Industri Indonesia Melambat Jadi 53,22

Husen Miftahudin • 1 September 2023 13:37

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 mencapai 53,22 melambat 0,09 poin dibandingkan Juli 2023. Meskipun mengalami perlambatan, kondisi industri pengolahan di Indonesia sepanjang Agustus masih tetap ekspansi dan solid.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan, secara umum kepercayaan industri pada Agustus 2023 terlihat stabil terhadap bulan sebelumnya. Artinya, semua subsektor tidak ada perubahan status ekspansinya.

"Nilai IKI tertinggi masih pada industri kendaraan bermotor yaitu sebesar 63,31, lalu berturut-turut industri alat angkutan lainnya (61,64), industri minuman (59,53), dan industri mesin dan perlengkapan (59,06)," ungkap Febri dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 1 September 2023.

Menurut Febri, perlambatan nilai IKI perlu terus dipantau agar tidak berkelanjutan. Meskipun demikian, mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.

Febri menambahkan, perlambatan yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan nilai IKI di 12 subsektor industri. Subsektor yang mengalami penurunan tertinggi adalah industri percetakan (-5,12), industri makanan (-4,42), peralatan listrik (-4,31), dan industri tekstil (-4,04). Penurunan ini masih didominasi oleh adanya penurunan pesanan, baik domestik maupun luar negeri.

Di sisi lain, subsektor industri kertas pada periode Agustus 2023 mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 7,80 poin atau menjadi 58,65. Apabila dilihat dari komponennya, hal ini dipengaruhi peningkatan semua komponen dengan peningkatan volume pesanan baru yang sangat signifikan, terutama dari pesanan dalam negeri.

Baca juga: Kemenperin Klaim Tekan Emisi Sektor Industri
 

Tujuh subsektor dengan IKI terkontraksi


Febri menjelaskan, pada Agustus ini, terdapat tujuh subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi dan memiliki kontribusi 17,32 persen pada share PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II-2023. Meskipun demikian, kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi masih cukup tinggi yaitu 82,7 persen.

Dilihat dari variabel pembentuknya, seluruh indeks variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi pada Agustus 2023, baik variabel Pesanan Baru, Produksi, maupun Persediaan Produk. Terjadi penurunan nilai indeks pada variabel Persediaan Pesanan dari 53,71 menjadi 53,22 (turun 0,49 poin) dan variabel Produksi dari 54,55 menjadi 54,13 (turun 0,42 poin).

Di sisi lain, peningkatan variabel persediaan produk dari 50,44 menjadi 51,85 (naik 1,41 poin) terjadi karena adanya pemenuhan pesanan dan penjualan.

Jika dilihat nilai IKI per subsektornya, pada sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) secara umum mengalami ekspansi. Hanya Industri Logam Dasar (KBLI 24) dan Industri Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (KBLI 33) yang mengalami kontraksi, tetapi IKI produksi logam dasar masih menunjukkan ekspansi.

Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin Yan Sibarang Tandiele mengingatkan, industri logam dasar menghasilkan bahan baku/intermediate good bagi industri yang lebih hilir, sehingga masalah yang terjadi di hilir akan mempengaruhi kondisi subsektor ini.

"Sedangkan untuk Industri Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan kondisinya sangat tergantung pada kondisi sektor utamanya," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)