Kepala BMKG Dwikorita. Tangkapan layar
Fachri Audhia Hafiez • 21 May 2024 16:39
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbagi praktik manfaat teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan Tunisia. Momentum ini bersamaan dengan pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati.
"Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Kepala BMKG Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, dikutip melalui keterangan tertulis, Selasa, 21 Mei 2024.
Dwikorita menuturkan TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana. Khususnya cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dia mencontohkan ketika Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Niño pada 2015, 2016, dan 2019. Banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.
Akibat kejadian tersebut, kata Dwikorita, banyak kerugian dan masyarakat menderita. Pada saat El Niño tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan.
Dia mengatakan pada saat El Niño, sering terjadi penurunan air tanah. Sehingga, menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan.
"Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan,” ujar Dwikorita.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca
BMKG Tri Handoko Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia. Karena membantu produksi pertanian di daerah kering.
"Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif," ucap Seto.
Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurut dia, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia.
Abdelmonaam menceritakan Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif melalui
BMKG.
Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan.
“Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama,” ucap Abdelmonaam.