Inflasi Konsumen Inti Jepang Lampaui Ekspektasi Analis

Jepang. Foto: Unsplash.

Inflasi Konsumen Inti Jepang Lampaui Ekspektasi Analis

Arif Wicaksono • 27 February 2024 18:01

Tokyo: Inflasi konsumen inti Jepang melambat selama tiga bulan berturut-turut pada Januari 2024. Inflasi inti ini mengalahkan perkiraan dan bertahan pada target bank sentral sebesar dua persen.
 

baca juga:

Aktivitas Pabrik Jepang Terus Menurun


Data inflasi inti Jepang menjaga ekspektasi Bank Sentral Jepang (BOJ) akan mengakhiri suku bunga negatif pada April tetap hidup.

"Kenaikan sebesar 2,0 persen ini mengalahkan perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,8 persen," menurut data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, dilansir Channel News Asia, Selasa, 27 Februari 2024.

Namun, inflasi yang stabil juga menegaskan kembali ekspektasi kenaikan gaji yang besar akan ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan besar pada pembicaraan upah antara pekerja dan manajemen pada 13 Maret, sehingga membuka jalan bagi diakhirinya suku bunga negatif pada Maret atau April.

Indeks harga konsumen inti Jepang, yang mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar, dibandingkan dengan perkiraan median ekonom yang memperkirakan kenaikan tahunan sebesar 1,8 persen.

Kenaikan upah jaga daya beli rumah tangga

Perlambatan ini sebagian disebabkan oleh penurunan besar dalam biaya energi, yang mencerminkan dampak dasar dari kenaikan tajam tahun lalu dan subsidi pemerintah untuk membatasi tagihan bensin dan utilitas, sebagai tanda berkurangnya tekanan dorongan biaya yang menjaga inflasi inti pada atau di atasnya.

Sejumlah analis memperkirakan ekonomi Jepang akan ditentukan oleh pergerakan kenaikan upah cukup mengalahkan inflasi untuk memberikan daya beli rumah tangga sehingga perusahaan dapat terus membebankan biaya dan menjaga inflasi bertahan lama pada target BOJ sebesar dua persen.

Indeks yang disebut inti inti (core core) yang tidak menyertakan harga makanan segar dan energi, yang diawasi ketat oleh BOJ sebagai ukuran sempit tren harga yang lebih luas, naik 3,5 persen tahun ke tahun di Januari, menyusul kenaikan 3,7 per tahun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)