Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: dok BKPM.
Jakarta: Ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tengah mengejar investasi untuk swasembada gula.
Pihaknya pun melaksanakan rapat perdana bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
"Sekarang ini kita masih impor gula terus. Kemudian diputuskanlah untuk melakukan konsolidasi percepatan swasembada gula dengan memfasilitasi investasi komoditas gula," ungkap Bahlil dalam keterangan resmi, Jumat, 3 Mei 2024.
Sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 yang ditetapkan pada 19 April 2024, satgas ini dibentuk untuk melakukan percepatan fasilitasi investasi komoditas tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa di Merauke.
Rencana investasi capai Rp83 triliun
Bahlil menjelaskan terdapat empat klaster wilayah dengan total lebih dari dua juta hektare (ha) lahan akan menjadi wilayah pengembangan swasembada gula terintegrasi bioetanol. Klaster 1 dan 2 dengan luas lahan satu juta ha di Merauke bakal disulap menjadi kebun tebu. Lalu, klaster 3 dan 4 dengan masing-masing luas lahan 504.373 ha, dan 400 ribu ha juga siap digunakan untuk kebun tebu.
"Total rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi swasta klaster 3 diperkirakan mencapai USD5,62 miliar atau setara Rp83,27 triliun," jelas Bahlil.
Bahlil mengungkapkan swasembada gula akan menjadi
investasi yang besar sehingga investor yang masuk harus memiliki kredibilitas nyata. Ia juga menambahkan, setiap investor yang ingin ikut ambil bagian pada proyek ini diwajibkan mampu memenuhi hak-hak adat.
"Nanti kebunnya secara teknologi, pakai mesin. Kemudian pabriknya juga pada skala yang besar sekaligus, dan ke depannya investasinya ini melibatkan orang daerah. Jangan investornya yang tumbuh tapi masyarakatnya mati. Enggak boleh! Kita mau
fair (adil)," tegas Bahlil.
Ia kemudian mengungkapkan Badan Karantina Indonesia (Barantin) telah mengetes bibit tebu yang didatangkan langsung dari Australia. Diharapkan bibit ini mampu menjadi bibit unggul yang bisa menghasilkan tanaman tebu yang berkualitas. Pelaksanaan investasi swasembada gula dan bioetanol ini diperkirakan akan selesai di 2027.
(INSI NANTIKA JELITA)