Debat Capres jilid I. (Foto:MI/Usman Iskandar)
Pengamat Sebut Debat Perdana Capres Berpotensi Pengaruhi Undecided Voters
Patrick Pinaria • 19 December 2023 21:45
Jakarta: Debat Pilpres 2024 akhirnya dimulai. Debat perdana digelar khusus untuk tiga calon presiden (capres) yang berlangsung di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), 12 Desember 2023.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menyoroti betapa penting debat perdana Pilpres 2024 digelar. Menurutnya, debat perdana sangat penting bisa meyakinkan pilihan masyarakat. Apalagi, debat ini juga tentu sangat dinanti karena ada kehadiran sosok Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Penting banget. Saya kira sepanjang pelaksanaan pemilu, khususnya Pilpres, pertama kali debat sangat ditunggu masyarakat. Tentu karena ada satu calon yang dianggap menarik dilihat, yakni calon wakil presiden Gibran," ujar Ray dalam tayangan live event Debat Capres di Metro TV, 12 Desember 2023.
"Karena faktor itu lah, minat orang menanti kehadiran debat ini sangat tinggi. Di mana orang-orang sudah ramai soal debat Pilpres di medsos sehingga debat ini sudah menjadi kontroversi sebelum dilaksanakan," lanjutnya.
Ray juga menambahkan, debat ini akan menarik banyak perhatian lebih dari masyarakat. Hal itu sudah terbukti dari kontroversial yang sudah terjadi sebelum debat dimulai.
"Apalagi, dimulai dengan drama-drama ada aturan yang mau diperbaiki, modelnya mau direvisi, macam-macam, dan seterusnya. Itu bagian drama-drama yang menunjukkan sebetulnya, debat ini penting bagi setiap calon sehingga formatnya mau mereka ubah sesuai kepentingan mereka masing-masing," tutur Ray.
Ray juga menjelaskan, debat perdana para capres ini juga sangat penting untuk bisa meyakinkan masyarakat yang masih belum menentukan pilihannya atau berstatus undecided voters. Mengingat, angka undecided voters ini dinilai masih cukup banyak.
"Kalau kita lihat hasil survei dari Kompas, di mana tingkat undecided sangat tinggi sekali, menunjukkan kepada kita bahwa debat ini adalah penentu bagi mereka yang belum menentukan calon mereka untuk menjatuhkan pilihan ke mana? 01, 02, atau 03? Oleh karena itulah, debat kali ini, debat yang sangat menentukan karena ada 30 persen, pemilih kita belum menyatakan dukungan," tutupnya.
Debat Perdana Bukan Cerdas Cermat
Sementara itu, Pakar Hukum Asep Iwan Iriawan juga menilai penampilan ketiga capres di debat perdana juga harus meyakinkan. Para capres harus memberikan pemaparan program kuat dan hebat, bukan hanya memberikan jawaban seperti cerdas cermat."Yang pertama, debat ini harus hebat dan kuat, bukan mufakat. Apalagi, cerdas cermat. Kedua, yang lebih penting lagi, nanti pertanyaan-pertanyaannya, mau kualitatif atau kuantitatif? Supaya jawabannya tidak manipulatif. Karena yang kita butuhkan apa? Implementatif, tidak spekulatif," kata Asep.
"Artinya apa? Semuanya itu konkret. Apalagi debat pertama, yang menjadi sorotan kan adalah masalah hukum, yang sekarang sedang ramai, terutama di penegak hukum. Bagaimana calon-calon ini kelak menghadapi kasus-kasus hukum implementatif, bukan bahasa-bahasa manipulatif. Tergantung pertanyaannya," lanjutnya.
Jika pemaparan program, visi, dan misi ketiga capres ini meyakinkan tentunya akan sangat menentukan penyelenggaraan debat-debat berikutnya.
"Kalau kelak hari pertama debatnya hebat dan kuat, tidak manipulatif jawabannya, tapi implementatif, saya yakin debat-debat berikutnya akan menarik. Tapi kalau sekarang debatnya mufakat kayak cerdas cermat, jangan harap debat kedua, ketiga, keempat, kelima bisa membuat masyarakat antusias," jelas Asep.
Pernyataan serupa juga diungkapkan Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali. Ia tidak memungkiri debat perdana ini sangat menentukan arah masyarakat untuk memilih presiden idamannya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat banyak masyarakat belum mantap menentukan pilihan capresnya. Pertama tidak memiliki ikatan emosional dengan para capres ini. Kemudian, tidak memiliki ikatan ideologis dengan capres ini.
"Sangat tergantung dari isi debat nanti. Ada enggak yang tertuju buat mereka sehingga kemudian mereka mungkin karena belum ada ikatan ideologis, dalam konteks partai ataupun apa yang diperjuangkan oleh para capres-cawapres ini," tutur Effendi.
Effendi juga mengatakan, setidaknya para capres ini harus bisa membangun ikatan emosional terlebih dulu dengan masyarakat melalui pemaparan program dan visi misinya.
"Setidaknya mulai membangun emosi dulu karena ada sesuatu buat dia atau buat mereka ditambah dengan pelan-pelan mulai memikirkan kalau itu masuk akal enggak? Jadi saya rasa dimulai dari debat perdana. Ini kan satu debat dari lima ke belakang ada tiga Debat Capres dan dua debat cawapres," katanya.
Effendi juga tak memungkiri salah satu momen yang paling akan dinanti masyarakat saat debat nanti adalah sesi tanya antar capres. "Memang bagian sanggahan adalah bagian yang paling menarik. Walaupun kadang kala, sering disebut bertentangan dengan adat dan budaya Timur," kata Effendi.
Debat perdana terpantau berjalan cukup menarik sepanjang penyelenggaraan. Terutama ketika memasuki sesi tanya antar capres. Momen debat juga diwarnai dengan sedikit emosional ketika capres nomor urut dua Prabowo Subianto dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan saling lempar tanya jawab soal oposisi dan demokrasi.
Momen itu dimulai ketika Prabowo Subianto menanggapi pernyataan Anies Baswedan yang menyebut Demokrasi Indonesia tidak berjalan baik. Menurut Prabowo apa yang dilontarkan Anies itu berlebihan sebab Anies sendiri menjadi Gubernur DKI Jakarta merupakan hasil dari Demokrasi.
Pada saat jadi Gubernur DKI, Anies Baswedan diusung oleh Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo dan saat itu menjadi oposisi. Jika Demokrasi tak berjalan, kata Prabowo, tentu Anies tak bisa jadi Gubernur.
Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan juga menekankan pentingnya oposisi sebagai penyeimbang pemerintahan. Sayangnya, tidak semua orang betah menjadi penyeimbang pemerintah. Ia mengatakan Prabowo tidak tahan jadi oposisi.
Kemudian, ada pula momen menarik ketika Anies dan Prabowo saling berdialog mengenai polusi di Jakarta. Dimulai dari pertanyaan Prabowo menyoroti lemahnya penanganan polusi di DKI saat masa jabatan Anies. Namun, Anies mencoba menjawab dengan tenang dan memaparkan strategi yang sudah diupayakan mengenai penanganan polusi di Jakarta.