Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.
Beijing: Goldman Sachs menuturkan permintaan minyak di Tiongkok telah melambat secara signifikan tahun ini di tengah peralihan negara tersebut ke kendaraan listrik dan gas alam.
Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak di Tiongkok turun menjadi 200 ribu barel per hari pada 2024 dibandingkan tahun lalu, dengan konsumsi keseluruhan turun sebesar 300 ribu barel per hari.
"Peralihan dari mobil berbahan bakar gas ke kendaraan listrik dan hibrida saja telah mengurangi permintaan sebesar 500 ribu barel per hari," kata para analis, dilansir Business Insider, Rabu, 21 Agustus 2024.
Sektor kendaraan listrik di Tiongkok telah berkembang pesat, dengan tiga produsen mobil listrik terbesar di Tiongkok mencapai rekor penjualan pada Juni.
Perusahaan kendaraan listrik Tiongkok kejar Tesla
Sebuah laporan bulan lalu menunjukkan perusahaan-perusahaan kendaraan listrik Tiongkok sedang mengejar dan bahkan mengalahkan Tesla dalam hal inovasi.
Dalam laporan sebelumnya, para analis memperkirakan lonjakan penjualan listrik dan hibrida akan menyebabkan konsumsi minyak jalan raya di Tiongkok mencapai puncaknya pada 2025, beberapa tahun lebih awal dibandingkan sebagian besar negara-negara berkembang.
Para analis mengatakan perlambatan permintaan minyak juga menunjukkan kekhawatiran yang lebih luas seputar ketergantungan Tiongkok pada sektor manufaktur.
"Meskipun data minyak saat ini memberikan pesan yang terlalu pesimistis terhadap aktivitas ekonomi Tiongkok (pengalihan bahan bakar tidak menurunkan PDB), kelebihan kapasitas menyoroti rapuhnya sektor manufaktur Tiongkok," tulis para analis.
Perlambatan minyak terjadi ketika perekonomian Tiongkok menghadapi perlambatan secara keseluruhan, dengan sektor properti yang sedang lesu dan sentimen konsumen yang lemah.