Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Tiongkok sangat menentang sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan Tiongkok terkait hubungannya dengan perang Rusia di Ukraina.
“Tiongkok mendesak AS untuk segera menghentikan praktik salahnya dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok dikutip dari
Channel News Asia, Selasa, 27 Agustus 2024.
Washington memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap hampir 400 individu dan perusahaan yang diyakini membantu perang Rusia di Ukraina, termasuk beberapa perusahaan Tiongkok.
Ini termasuk perusahaan-perusahaan di Tiongkok yang terlibat dalam pengiriman mikroelektronik dan peralatan mesin ke Rusia, menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri yang menguraikan sanksi-sanksinya.
Sanksi tersebut menargetkan individu dan perusahaan baik di dalam maupun di luar Rusia yang produk dan layanannya memungkinkan Rusia mempertahankan upaya perangnya dan menghindari sanksi”, kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan tindakan tersebut merupakan sanksi unilateral yang khas yang mengganggu tatanan dan aturan perdagangan internasional, menghambat pertukaran ekonomi dan perdagangan internasional yang normal, dan mengancam keamanan dan stabilitas industri dan rantai pasokan global.
Peringatan AS
AS telah berulang kali memperingatkan Tiongkok tentang dukungannya terhadap industri pertahanan Rusia. Namun Tiongkok menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral dan mengatakan pihaknya tidak mengirimkan bantuan mematikan kepada salah satu pihak, tidak seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Namun Tiongkok adalah sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi, dan para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mencap Beijing sebagai pihak yang berperan penting dalam perang ini, dan hal ini tidak pernah dikecam oleh Tiongkok.