Ilustrasi. Medcom.id
Bandung: Tinggi permukaan air Waduk Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menyusut akibat musim kemarau. Saat ini penurunan muka air waduk telah mendekati batas bawah normal.
Berdasarkan data PT PLN Indonesia Power UBP Saguling selaku pengelola waduk Saguling mencatat tinggi muka air saat ini adalah 636 meter, sedangkan batas bawah adalah 625 meter.
"Namun secara pola operasi waduk tahunan, kondisi Tinggi Muka Air Waduk ini masih dalam Batas Operasi Normal Waduk Saguling," terang Manager Sipil dan Lingkungan UBP Saguling, Prajamukti Ediatmaja, saat dikonfirmasi, Minggu, 25 Agustus 2024.
Dalam pengoperasian PLTA, dia menjelaskan tiap bulan UBP Saguling berkoordinasi dengan 3 pengelola waduk, BMKG, PLN P2B, dan BBWS selaku regulator dalam forum TKPBKC.
Menurutnya forum tersebut menyepakati kondisi ketersediaan air yang ditentukan berdasarkan rencana produksi UBP Saguling dan 2 PLTA lainnya dengan memperhatikan kebutuhan pengairan di Waduk Jatiluhur.
"Dampak kondisi penurunan itu, operasional PLTA ikut berpengaruh terutama dalam jumlah pengoperasian turbin. Saat ini terdapat 4 turbin di PLTA Saguling dengan status 2 turbin beroperasi normal dan 2 turbin dalam masa pemeliharaan periodik," jelasnya.
Ia menjelaskan penurunan muka air waduk disebabkan kondisi curah hujan turun kerena musim kemarau. Tercatat, debit air masuk ke Waduk Saguling saat ini 34.2 meter kubik per detik.
Sedangkan pada puncak musim hujan, debit air masuk ke waduk melonjak hingga 157 meter kubik per detik. Namun berdasarkan rencana tahunan operasi Waduk Saguling, kondisi saat ini masih dalam batas operasi normal. Batas Operasi Normal bulan Agustus berada pada kisaran 634 meter.
"Saat kondisi puncak hujan debit yang masuk di waduk dapat mencapai 157 meter kubik per detik sementara musim kemarau adalah 18.51 meter kubik per detik. Kondisi realisasi debit saat ini adalah 34.2 meter kubik per detik," ungkap Prajamukti.
Jika penurunan air terus terjadi, ia menambahkan bukan tak mungkin pengelola waduk akan melakukan modifikasi cuaca atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal ini dilakukan agar pasokan air untuk kegiatan PLTA dan pengairan tetap terjaga.
"Dengan pengaturan pola operasi dan rencana akan melakukan TMC pada awal musim penghujan di Oktober 2024," ujarnya.