Kapal MV Kathrin tujuan Israel dilarang berlabuh di Namibia. (Anadolu Agency)
Medcom • 31 August 2024 12:59
Windhoek: Namibia telah membatalkan izin berlabuh untuk kapal MV Kathrin yang mengangkut kargo militer dengan tujuan Israel, menurut laporan media lokal pada Rabu.
Melansir dari Anadolu Agency, Jumat, 30 Agustus 2024, langkah ini diambil oleh Inspektur Kepolisian Namibia, Letnan Jenderal Joseph Shikongo, setelah ditemukan bahwa kapal tersebut membawa bahan peledak RDX hexogen ke Israel, menurut Windhoek Observer.
Dokumen yang diserahkan pada 24 Agustus mengungkapkan muatan kargo tersebut tidak sesuai, yang mendorong tindakan segera untuk mencegah kapal tersebut memasuki perairan Namibia.
“Mohon diberitahukan bahwa izin no. 21/2024 yang diberikan kepada kapal MV Kathrin tertanggal 13 Agustus telah dicabut dengan segera. Oleh karena itu, kapal tersebut dilarang keras untuk memasuki perairan Namibia sesuai dengan Keputusan Kabinet NO. 9/04, 06.24/006,” kata polisi dalam sebuah surat.
MV Kathrin awalnya dijadwalkan untuk berlabuh di Pelabuhan Walvis Bay, Namibia, pada 25 Agustus. Kapal tersebut dilaporkan membawa 60 kontainer Tri-NitroToluene (TNT) dan delapan kontainer bahan peledak hexogen, yang melakukan perjalanan dari Haiphong, Vietnam, ke Koper, Slovenia.
CEO Namport, Andrew Kanime, mengonfirmasi bahwa meski otoritas pelabuhan telah menerima pemberitahuan untuk kapal berlabuh, dokumentasi pra-perizinan belum diterima.
Herbert Jauch, ketua Economic Social Justice and Trust, memuji keputusan tersebut dan mengkritik respons awal Namport yang dianggap kurang memiliki kejelasan moral, seraya menekankan bahwa sikap tegas Namibia terhadap konflik di Gaza seharusnya menjadi contoh bagi negara lain.
“Kita tahu dari sejarah perjuangan pembebasan kita sendiri betapa pentingnya dukungan internasional, dan inilah yang saat ini dibutuhkan. Sangat penting bagi rakyat Palestina untuk menerima dukungan penuh guna mengakhiri pembantaian dan genosida di Gaza dan memulai proses pemulihan hak-hak mereka,” ujar Jauch. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: 2 Kapal Israel dan 1 asal Inggris Terkena Serangan Rudal Houthi