PM Israel Benjamin Netanyahu. (EPA)
Willy Haryono • 13 October 2024 20:05
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu ini, 13 Oktober 2024, meminta PBB untuk mengevakuasi pasukan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL) dari zona pertempuran di negara tersebut.
Mengutip dari Asharq al-Awsat, Netanyahu mengatakan militernya telah berulang kali meminta PBB untuk mengevakuasi para personel penjaga perdamaian, seraya menambahkan bahwa kehadiran UNIFIL di daerah tersebut menjadikan mereka sandera kelompok Hizbullah.
Serangkaian serangan telah menghantam posisi dan personel UNIFIL dalam beberapa hari terakhir, yang memicu kecaman dari PBB dan banyak negara. Sejauh ini, lima personel UNIFIL — termasuk dua dari TNI — terluka akibat serangan Israel.
Hizbullah membantah tuduhan Israel bahwa mereka memperlakukan UNIFIL sebagai sandera, dan mengatakan Israel ingin para penjaga perdamaian pergi sehingga mereka tidak dapat lagi berfungsi sebagai pengawas kampanye lintas batas Israel.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, dalam panggilan telepon dengan Menhan Israel Yoav Gallant pada Sabtu kemarin, menyatakan "keprihatinan mendalam" tentang laporan bahwa pasukan Israel telah menembaki posisi UNIFIL.
Ia mendesak Israel untuk memastikan keselamatan personel PBB dan militer Lebanon. Militer Lebanon tidak terlibat dalam konflik bersenjata antara Israel dan Hizbullah.
Pertempuran di seberang perbatasan meletus setahun lalu ketika Hizbullah mulai meluncurkan roket ke Israel utara pada awal perang Gaza. Intensitas pertempuran meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel mengumumkan serangan darat.
Militer Israel mengatakan akan terus beroperasi di Lebanon selatan untuk membongkar infrastruktur Hizbullah.
Operasi Israel yang diperluas telah mengungsikan lebih dari 1,2 juta orang, menurut pemerintah Lebanon, yang mengatakan lebih dari 2.100 orang telah tewas dan 10.000 terluka dalam lebih dari setahun pertempuran.
Baca juga: 5 Insiden Israel Serang Pasukan UNIFIL