Kenaikan Harga Minyak Dunia Tertahan

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Kenaikan Harga Minyak Dunia Tertahan

Arif Wicaksono • 17 April 2024 07:33

Texas: Minyak dunia sempat naik dengan ketegangan Timur Tengah. Kenaikan bahan bakar fosil itu pun tertahan dengan kenaikan mata uang paman sam.

Melansir Investing.com, harga minyak dunia WTI terkoreksi sebesar 0,13 persen ke level USD85,25 per barel pada pembukaan perdagangan Rabu, 17 April 2024. Kemudian minyak dunia acuan brent naik 0,11 persen dengan berada pada level USD90,08 per barel.
 

baca juga:

Harga Minyak Mentah Dunia 'Memanas'


Menurut analisis yang dilakukan Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), tidak ada tanda-tanda yang cukup kuat untuk perubahan menuju penurunan harga minyak.

Fischer menyoroti beberapa faktor yang memberikan dukungan kuat terhadbaca juap kenaikan harga minyak. Salah satunya adalah ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran, yang menghadirkan potensi konflik yang dapat memicu perang di kawasan Timur Tengah.

Iran, sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk memengaruhi pasar minyak global.

Selain itu, ia juga menyoroti kenaikan nilai dolar AS yang cenderung naik. Dolar yang kuat biasanya membuat minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga dapat memberikan tekanan tambahan terhadap harga minyak. Indeks Dolar AS berjangka sudah naik 0,17 persen dengan berada pada level 106 atau mendekati level tertingginya dalam setahun.

Tren kenaikan harga minyak dunia

Namun prediksi dari Fischer menegaskan tren kenaikan harga minyak masih akan berlanjut, dengan sedikit tanda-tanda perubahan yang mengindikasikan penurunan.

Konflik internal di Amerika Serikat, khususnya dengan Texas, juga menjadi faktor yang akan memengaruhi harga minyak. Texas, sebagai produsen minyak terbesar di AS, memiliki potensi besar untuk memengaruhi pasokan global.

Dalam analisis teknis, minyak mentah kemungkinan akan mendapat support pada level USD84,55 per barel. Sementara resistance terletak pada USD87,60 per barel.

"Faktor-faktor seperti potensi konflik geopolitik dan penguatan dolar AS menjadi pendorong utama di balik kenaikan ini. Investor dan pelaku pasar perlu memperhatikan perkembangan situasi ini dengan cermat untuk mengambil keputusan investasi yang tepat," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)