Ilustrasi. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia.
Media Indonesia • 4 June 2024 11:18
Jakarta: Periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan pengendalian komponen harga bergejolak (volatile price) masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi pemerintah. Pasalnya, tingkat inflasi pangan pada Mei 2024 terbilang masih cukup tinggi.
"Ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, terutama dalam konteks mengejar target inflasi di sepanjang tahun 2024," ujar Yusuf saat dihubungi, dikutip Selasa, 4 Juni 2024.
Sejumlah komoditas pangan tercatat mengalami penurunan, baik secara bulanan. Akan tetapi beberapa komoditas pangan secara tahunan mengalami inflasi seperti beras (11,75 persen), bawang merah (27,78 persen), cabai merah (51,87 persen), dan daging ayam ras (7,65 persen).
Empat komoditas itu masih mencatatkan inflasi secara tahunan dan memberikan andil yang cukup besar kepada tingkat inflasi komponen harga bergejolak yang tercatat 8,41 persen (yoy). Yusuf menyoroti pentingnya upaya menekan harga cabai untuk mengendalikan inflasi.
Pasalnya cabai merupakan komoditas pangan yang memberikan kontribusi cukup besar pada tingkat inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Belum lagi produksi cabai diperkirakan masih akan tersendat sepanjang tahun imbas perubahan iklim.
"Jadi kalau pemerintah ingin mencapai sasaran target inflasi, salah satu faktor yang perlu diantisipasi adalah kenaikan atau perubahan harga komoditas pangan terutama yang masih mencatatkan inflasi di bulan Mei seperti cabai," tutur Yusuf.
Baca juga: BPS: Ekonomi RI Deflasi 0,03% pada Mei 2024 |