Menteri Agama Nasaruddin Umar. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Despian Nurhidayat • 1 December 2024 23:49
Jakarta: Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau kepada jajaran pejabat Kementerian Agama untuk memprioritaskan penggunaan teknologi untuk memangkas segala urusan birokrasi yang menyulitkan.
“Saya minta ini menjadi prioritas bagaimana menggunakan teknologi untuk mempermudah birokrasi dengan cara komunikasi mempunyai email. Jadi tidak usah orang-orang daerah datang ke Jakarta. Mau urus kenaikan pangkat harus ke Jakarta. Habis itu tidak ada pejabatnya, dia pulang lagi, datang lagi. Ongkosnya bukan main. Urusan kenaikan pangkat itu kan cukup dari email saja sudah selesai. Itu tidak ada korupsi di situ,” ungkapnya dalam Penutupan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2024 dilansir, Minggu, 1 Desember 2024.
Menurutnya, hal yang menciptakan korupsi juga disebabkan oleh rumitnya birokrasi. Selain itu, dia juga meminta jajaran Kemenag untuk menghentikan pemberian tradisi pemberian amplop.
“Hal yang membikin pungutan banyak itu dia kalau datang, apakah itu ada timur ataupun bagaimana, itu ada amplop. Nah mulai hari ini bisa enggak kita menghilangkan tradisi amplop itu. Jangan memberikan pimpinan yang bukan haknya. Kalau honor ceramah okelah,” kata Nasaruddin.
Dia mencontohkan ketika kepala kantor wilayah Kemenag pergi ke suatu daerah, walaupun hanya sekadar menumpang singgah, pasti akan diberikan amplop atau paling parah meminta amplop.
“Kanwil pergi ke daerah hanya numpang lewat di Kabupaten saja dapat amplop dan minta jadi saya mohon betul Pak Kanwil jangan memberatkan Pak Kandep (Kepala Kantor Departemen Agama yang ada di kabupaten/kota). Saya juga minta Pak Kandep juga jangan memberatkan KUA-nya (Kepala Kantor Urusan Agama). Itu kan uang recehan. Kasihan itu sudah dikumpul-kumpul, ketika datang harus potong ayam segala macam, udah itu minta lagi amplop,” tuturnya.
“Lebih banyak uang kita dibandingkan uang mereka. Jadi saya sampaikan kemarin jangan pernah memberikan apapun kepada Pak Menteri yang bukan haknya. Kalo ada yang memberikan yang bukan haknya kan itu pasti saya akan kembalikan ke KPK,” ucap Nasaruddin.
Dia menekankan bahwa gaji yang selama ini didapatkan jajaran Kemenag sudah cukup dan halal untuk keperluan masing-masing. Sangat disayangkan jika hal tersebut terkotori dengan sesuatu yang didapatkan dari hasil korupsi.
“Cukup kok gaji kita yang halal ini. Itu enggak ada darah haram yang mengalir dalam tubuh kita. Barang haram yang kita beli, 40 hari kita tidak diterima salatnya jika yang kita pakai itu hasil korupsi. Semua darah yang mengalir dari barang yang haram itu hanya akan bisa dibersihkan oleh api neraka,” jelasnya.
Kehidupan manusia, lanjut Nasaruddin, tidak akan lama di Indonesia. Untuk itu, menurutnya mulai dari sekarang pola pikir harus diubah mengenai hal ini.
“Jadi mohon ubah jalan pikiran kita untuk menghadapi kehidupan ini. Hidup ini untuk apa sih. Kalau Tuhan memberikan umur sampai dengan 70 tahun kepada kita, pada umumnya kan kita hidup kurang dari 70 tahun di Indonesia, satu hari akhirat itu sama dengan 1.000 tahun dunia. Jadi kita hanya butuh satu setengah jam. Apakah kita akan mempertaruhkan keabadian akhirat dengan hanya menikmati satu setengah jam. Jadi kalau kita berpikir sehat dan normal pasti kita berani say no terhadap sogokan dan sebagainya,” tegas Nasaruddin.
“Jadi saya mohon betul kepada sahabat sahabat saya semua. Kita tidak akan menjabat lagi. Mari kita ciptakan kita menjadi pejabat yang teladan di lingkungan kita. Lupakan masa lampau dan hari ini adalah hari suci buat kita semuanya,” ungkapnya.