Uni Eropa. Foto: Unsplash.
Fetry Wuryasti • 5 December 2023 11:37
Jakarta: Inflasi di kawasan Eropa telah turun dari 2,9 persen menjadi 2,4 persen (yoy), dan secara bulanan dari 0,1 persen (mtm) menjadi minus 0,5 persen (mtm). Ini merupakan salah satu yang dinantikan, karena penurunan yang terjadi cukup kuat. Penurunan ini juga didukung oleh penurunan inflasi inti dari 4,2 persen menjadi 3,6 persen.
"Hal ini membuat pasar cukup tenang, pada akhirnya inflasi inti Eropa bisa turun. Tidak seperti inflasi inti Amerika yang masih berada di atas empat persen," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa, 5 Desember 2023.
Meski memang, secara angka pengangguran Eropa masih sama seperti sebelumnya di 6,5 persen. Pasar tenaga kerja yang tangguh dan pemulihan pendapatan riil merupakan salah satu pendorong perekonomian Eropa melewati ketidakpastian.
Hal ini menjadi kabar baik bagi Bank Sentral Eropa untuk tidak menaikkan tingkat suku bunganya kembali yang memberikan tekanan bagi perekonomian.
"Sejauh ini secara prospek kami melihat mulai stabil. Perekonomian terlihat akan tumbuh sebesar 0,7 persen pada 2024. Inflasi umum diproyeksikan turun di bawah dua persen untuk 2023, dan 2,3 persen untuk 2024," kata Nico.
Inflasi inti Eropa diproyeksikan akan bergerak di kisaran 2,6 persen, yang akan menjadi alasan yang sangat baik bagi Bank Sentral Eropa untuk melakukan pemangkasan tingkat suku pertama mereka tahun depan.
Jika prospek inflasi terus berjalan seperti yang diperkirakan, tidak menutup kemungkinan tahun depan, Bank Sentral Eropa akan mengalami penurunan sebanyak 25-50 bps untuk memberikan dorongan pada semester II-2024.
Tentu para pengambil kebijakan akan terlihat lebih hati-hati dalam menyampaikan proyeksi penurunan tingkat suku bunga yang terlalu awal, meski ada kemungkinan penurunan akan bergantung data inflasi.
Baca juga: Bank Sentral Eropa Diprediksi Tak Naikan Suku Bunga Lagi