Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.
Texas: Harga minyak turun lebih dari satu persen pada Selasa setelah para pedagang mencermati situasi dari kondisi geopolitik di Timur Tengah serta kondisi terkini dari The Fed.
Melansir Business Times, Rabu, 10 Juli 2024, laju minyak mentah berjangka Brent menetap pada USD84,66 per barel, turun USD1,09 per barel, atau 1,3 persen. Minyak mentah AS menetap pada USD81,41 pada hari itu, kehilangan 92 sen atau 1,1 persen.
Pelaku pasar mencermati situasi di Timur Tengah. Pada Senin, 8 Juli 2024, harga minyak turun satu persen di tengah harapan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mengurangi kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak mentah global.
Para pejabat senior AS berada di Mesir untuk melakukan pembicaraan pada Senin. Sementara itu, Hamas mengatakan serangan baru Israel ke Gaza mengancam potensi kesepakatan.
"Harga minyak mentah berjangka melemah pada Selasa pagi setelah penurunan sesi kedua berturut-turut menunjukkan kemunduran yang terlambat dari level tertinggi dalam sembilan minggu,” kata Penyedia Analisis Pasar Minyak Vanda Insights Vandara Hari.
Investor tunggu sinyal The Fed
Reaksi investor minyak juga beragam terhadap komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan pada sidang Kongres perekonomian tidak lagi terlalu panas dan pasar kerja telah mereda.
Meskipun ada indikasi kemungkinan penurunan suku bunga akan segera terjadi, harga minyak semakin merosot setelah adanya pernyataan bahwa melemahnya perekonomian dapat menghambat permintaan minyak mentah.
“Komentarnya bersifat dua arah,” kata Partner Again Capital di New York John Kilduff.