Kepala Urusan Politik Hamas, Ismail Haniyeh. (EPA)
Medcom • 15 July 2024 17:08
Gaza: Kelompok pejuang Palestina Hamas mengumumkan pada hari Minggu kemarin bahwa mereka menarik diri dari perundingan gencatan senjata Gaza menyusul serangan Israel yang menargetkan salah satu komandan mereka, Mohammed Deif. Sang komandan dikabarkan "baik-baik saja” walau menjadi target serangan tersebut, lapor media AFP.
"Komandan Mohammed Deif baik-baik saja dan secara langsung mengawasi” operasi-operasi sayap militer Hamas, kata seorang pejabat Hamas. Israel melancarkan serangan bom besar-besaran di sebuah kamp pengungsi di Gaza selatan pada Sabtu sebagai upaya membunuh Deif.
Mengutip dari Channel News Asia pada Senin, 15 Juli 2024, seorang pejabat senior Hamas lainnya mengatakan bahwa kelompok tersebut menarik diri dari perundingan gencatan senjata karena "pembantaian" yang dilakukan Israel serta sikap negara itu dalam perundingan.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa sedikitnya 92 orang tewas, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak, dan 300 lainnya terluka dalam serangan Israel di kamp Al-Mawasi.
Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas yang berbasis di Qatar, menginformasikan kepada para mediator internasional tentang "keputusan untuk menghentikan perundingan karena ketidakseriusan penjajah (Israel), kebijakan penundaan dan penghalangan yang terus berlanjut, serta pembantaian yang terus berlangsung terhadap warga sipil tak bersenjata.”
Perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, dengan dukungan Amerika Serikat (AS), telah berbulan-bulan berlangsung, namun gagal menghentikan perang di Jalur Gaza. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Lagi-Lagi Israel Serang Sekolah di Gaza, 15 Orang Tewas