Bendera Iran berkibar di salah satu fasilitas nuklir. (Press TV)
Willy Haryono • 20 December 2025 18:47
Jakarta: Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menegaskan perlunya memperoleh akses ke fasilitas nuklir Iran untuk memverifikasi klaim Teheran bahwa sejumlah lokasi tidak aman dan tidak dapat diakses. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti.
Grossi menekankan bahwa berdasarkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) serta perjanjian pengamanan yang berlaku, Iran memiliki kewajiban hukum untuk memberikan akses kepada para inspektur IAEA.
“Ini sebenarnya bagian dari pembahasan kami. Mereka mengatakan, ‘Tidak aman, Anda tidak bisa pergi ke sana.’ Namun, dalam situasi seperti itu, harus ada izin bagi para inspektur untuk memastikan bahwa memang benar tidak mungkin untuk masuk,” kata Grossi.
Dilansir dari Antara, Sabtu, 20 Desember 2025, ia menyatakan bahwa diskusi terkait akses tersebut masih berlangsung dan menyampaikan harapannya agar kemajuan dapat dicapai dalam waktu dekat.
Grossi juga menjelaskan bahwa Iran memiliki jauh lebih banyak fasilitas nuklir selain tiga lokasi yang selama ini sering menjadi sorotan internasional. Fasilitas-fasilitas tersebut mencakup kegiatan pengolahan, konversi, dan pengayaan uranium, yang merupakan bagian penting dari keseluruhan program nuklir Iran.
Menurutnya, program nuklir Iran telah berkembang secara signifikan dan mencakup komponen riset yang kuat, serta jaringan fasilitas yang tersebar di berbagai wilayah negara tersebut.
Selain fasilitas pengayaan, Iran juga mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr dan memiliki rencana pembangunan pembangkit nuklir baru, termasuk proyek yang direncanakan melalui kerja sama dengan Rusia.
“Atas dasar itu, keberlanjutan kehadiran IAEA sangat diperlukan untuk memastikan pengawasan dan inspeksi terhadap seluruh fasilitas nuklir Iran yang masih beroperasi,” ujar Grossi.
Baca juga: JCPOA Resmi Berakhir, Iran Tak Lagi Terikat Pembatasan Nuklir PBB