Ini Penyebab Fenomena Pergerakan Tanah di Ngarai Sianok

Ngarai Sianok yang terletak antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi yang dilalui Patahan Semangko. Antara/Fandi Yogari

Ini Penyebab Fenomena Pergerakan Tanah di Ngarai Sianok

Silvana Febiari • 25 November 2025 13:51

Kota Padang: Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan fenomena pergerakan tanah di kawasan Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar). Akibat peristiwa ini, sejumlah warga terpaksa dievakuasi.

"Kawasan Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang dibatasi oleh tebing-tebing terjal dengan kemiringan lereng yang dapat mencapai lebih dari 60 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Lana Saria melalui keterangan tertulisnya, seperti dilansir dari Antara, Selasa, 25 November 2025. 

Lana Saria menjelaskan morfologi terjal ini terbentuk oleh proses erosi yang kuat pada batuan vulkanik dan dipengaruhi oleh struktur geologi regional. Morfologi yang curam dan berteras akibat reaktivasi patahan menjadikan kawasan tersebut secara alami rentan terhadap gerakan tanah, terutama saat terjadi curah hujan tinggi atau gempa bumi.
 


Kemudian, tebing Ngarai Sianok tersusun, terutama oleh batuan piroklastik berupa ignimbrit dan tufa batu apung (pumice tuff) yang berasal dari aktivitas vulkanik masa lalu. Pada beberapa tempat, terutama mendekati dasar lembah, terdapat endapan koluvium serta material lepas hasil runtuhan tebing dan endapan sungai. 

Batuan piroklastik yang telah mengalami pelapukan cenderung rapuh, berpori, dan mudah jenuh air sehingga menurunkan kestabilan lereng ketika terinfiltrasi air hujan. Secara struktur geologi kawasan Ngarai Sianok berada dalam pengaruh langsung Patahan Besar Sumatera (Sesar Semangko), terutama Segmen Sianok yang merupakan sesar aktif.


Ilustrasi pergerakan tanah. Medcom.id

Aktivitas tektonik pada segmen ini dapat menimbulkan retakan-retakan baru atau memperbesar retakan lama pada tebing ngarai. Aktivitas ini mengurangi kekompakan massa batuan dan meningkatkan potensi longsor.

"Hasil pengamatan di lapangan oleh instansi daerah sebelumnya juga menunjukkan adanya rekahan pada dinding tebing yang berkembang setelah getaran gempa," kata Lana Saria.

Berdasarkan peta potensi gerakan tanah, wilayah dengan kemiringan lereng curam serta tersusun oleh batuan vulkanik lapuk berada dalam kategori kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi.

Kawasan pemukiman yang berdekatan dengan bibir tebing Ngarai Sianok termasuk dalam zona yang harus diwaspadai,, terutama pada periode hujan intensif atau ketika terjadi aktivitas seismik. Kombinasi topografi terjal, litologi rapuh, dan keberadaan struktur aktif menjadikan kawasan ini sensitif terhadap potensi tanah bergerak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febiari)