Kondisi wilayah terdampak bencana alam di Sumatra Utara. (Dokumentasi/ Metro TV)
Lukman Diah Sari • 28 November 2025 22:18
Medan: Kepolisian Resor (Polres) Tapanuli Utara (Taput) mencatat 15 orang meninggal dunia akibat bencana alam yang melanda wilayah itu. Selain itu, 36 orang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian tim evakuasi
"Puluhan warga yang meninggal di antaranya 11 merupakan warga Kecamatan Adiankoting, dua korban meninggal dari Kecamatan Parmonangan dan dua orang merupakan karyawan swasta," ujar Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Tapanuli Utara Aiptu Walpon di Tarutung, Jumat, 28 November 2025, melansir Antara.
.jpeg)
Lokasi bencana alam di Tapanuli Utara ANTARA/Rinto Aritonang
Ia menjelaskan tim gabungan terus melakukan evakuasi serta membersihkan longsoran yang menimpa badan jalan guna membuka jalur yang terisolasi. Bencana alam yang terjadi di Tapanuli Utara tersebar di sembilan kecamatan, yakni:
- Kecamatan Adiankoting
- Kecamatan Parmonangan
- Kecamatan Pahe jahe
- Kecamatan Purbatua
- Kecamatan Tarutung
- Kecamatan Simangumban
- Kecamatan Siatasbarita
- Kecamatan Sipoholon
- Kecamatan Pahae Julu
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Hendro Nugroho mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi pada sejumlah wilayah di Sumut beberapa hari terakhir sebagai dampak Siklon Tropis Senyar. Siklon Tropis Senyar tersebut merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka.
"Dampaknya dalam satu minggu terakhir, wilayah Sumatra Utara dilanda hujan setiap hari," katanya.
Siklon Tropis Senyar ini memberikan dampak peningkatan intensitas dan memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi, dan angin kencang di wilayah Sumut.
"Dengan kelembapan udara terpantau sangat tinggi, sehingga udara cukup basah semakin mendukung potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah Sumatera Utara," tutur Hendro.