Ilustrasi bencana alam. Dok. MI
Media Indonesia • 3 December 2025 06:28
BENCANA Sumatra di tiga provinsi, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, menyisakan duka yang mendalam. Per Selasa siang, 2 Desember 2025, korban tewas bertambah menjadi 659 orang dan jumlah korban hilang sebanyak 475 orang di tiga provinsi terdampak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, korban luka-luka akibat banjir bandang angkanya mencapai 2.600 orang. Sementara itu, warga terdampak bencana Sumatra mencapai 3,2 juta jiwa, yang kalau disatukan jumlahnya setara dengan seluruh penduduk Kota Surabaya.
Kita mendorong agar jajaran pemerintah bersama dengan TNI-Polri serta Basarnas segera mencari ratusan korban yang masih hilang. Tentunya kita berharap mereka dapat ditemukan dalam kondisi hidup sehingga bisa segera berkumpul dengan keluarga tercinta.
Yang tidak kalah penting untuk difokuskan saat ini ialah memulihkan segera infrastruktur vital, baik akses jalan, jembatan, listrik, air minum, dan lain-lain. Fasilitas pelayanan publik yang diluluhlantakkan banjir harus segera diperbaiki.
Salah satunya di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, yang masih dalam kondisi terisolasi. Akses darurat sudah dibuat, tetapi masih belum mampu dilalui kendaraan. Akibatnya, warga terpaksa berjalan sejauh 3 kilometer untuk mengambil bantuan.
Garoga merupakan daerah yang paling parah terdampak bencana banjir bandang. Desa seluas 995 ribu meter persegi itu luluh lantak, hilang dihantam badai air bercampur batang kayu pohon, batu, dan lumpur. Garoga selama ini dikenal sebagai lumbung padinya Tapanuli Selatan.
Yang juga harus diperbaiki ialah akses jalan menuju Kabupaten Aceh Tamiang. Genangan air setinggi 50-100 cm menghambat bantuan menuju wilayah tersebut. Warga mengalami krisis makanan dan air bersih, bahkan dilaporkan mengonsumsi sisa makanan yang terseret arus banjir.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Tapanuli Utara, 34 Orang Tewas |
.jpg)