Bus Trans Jatim saat melintas di Kota Malang. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 3 December 2025 12:58
Malang: Ketua Forum Komunikasi Paguyuban Angkutan Kota Malang, Stefanus Hari Wahyudi atau Sam Obek, meminta Pemerintah Kota Malang memberikan kejelasan terkait masa depan sopir angkutan kota (angkot) di tengah penataan sistem transportasi menyusul beroperasinya Bus Trans Jatim. Para pengemudi disebut membutuhkan kepastian agar tetap mampu bertahan di tengah perubahan layanan transportasi publik.
Sam Obek mengatakan paguyuban angkot telah menerima kehadiran Trans Jatim setelah melalui sejumlah pertemuan dan kesepakatan dengan pemerintah daerah. Namun ia menekankan bahwa komitmen yang pernah disampaikan Pemkot Malang harus benar-benar direalisasikan.
“Salah satu janji yang ditunggu adalah pengalihan bus sekolah milik Pemkot Malang ke angkutan kota untuk memperkuat layanan angkutan pelajar,” ujar Sam Obek, Rabu, 3 Desember 2025.

Bus Trans Jatim saat melintas di Kota Malang. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq
Menurutnya, program tersebut menjadi kunci agar sopir angkot tetap memiliki ruang usaha di tengah perubahan sistem transportasi yang semakin modern. Ia menilai pengalihan armada bus sekolah ke angkot bisa memberikan kepastian pendapatan bagi para pengemudi.
“Segera saja Pemkot Malang menepati janji. Pengalihan bus sekolah dialihkan ke angkutan kota. Akhirnya rekan-rekan bisa menerima,” katanya.
Paguyuban angkot juga menyatakan kesiapan untuk mendukung integrasi transportasi melalui skema feeder Trans Jatim. Dengan model ini, angkot berfungsi sebagai pengumpan yang menghubungkan permukiman dengan halte-halte utama bus.
“Angkutan kota ini dijadikan feeder. Itu yang ditunggu teman-teman. Kalau feeder mengikuti aturan trayeknya, apa yang diinginkan akan diikuti,” tegas Sam Obek.
Ia berharap seluruh rencana penataan transportasi benar-benar berpihak pada kelangsungan hidup para pengemudi yang selama ini menggantungkan nafkah dari operasional angkot.
Penumpang Sepi dan Ancaman Transportasi Online
Sopir angkutan kota trayek Arjosari–Gadang (AG), Hadi Slamet, mengaku belum merasakan dampak langsung dari kehadiran Bus Trans Jatim. Ia mengatakan rute Trans Jatim saat ini belum bersinggungan dengan trayek AG.
“Untuk sementara ini belum melewati jalur AG. Bus Trans Jatim dari Hamid Rusdi lewat Madyopuro lalu ke Stasiun. Kemungkinan untuk AG tidak terpengaruh,” ujarnya.
Meski demikian, Hadi mengakui situasi penumpang semakin sepi. Rata-rata hanya lima orang per hari yang naik angkot. Menurutnya, persaingan terbesar saat ini justru datang dari transportasi online. Para sopir angkot lebih memilih mencari penumpang di luar terminal karena berebut dengan ojek online bila menunggu di dalam terminal.
“Lebih enak mencari di luar terminal, karena di terminal persaingan dengan ojek online,” kata Hadi.
Sopir Angkot Menunggu Kepastian Pemkot
Hadi menegaskan bahwa sopir angkot tidak menolak kehadiran layanan transportasi baru, termasuk program angkutan pelajar gratis. Namun ia menilai kepastian nasib sopir harus menjadi prioritas agar mereka tetap bisa bertahan.
“Masih rencana, belum kepastian. Kami butuh kepastian. Kalau kita ini masih diberi hidup ya tidak apa-apa. Angkutan pelajar seperti apa konsepnya, kami ikuti,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan dampak jangka panjang operasional Trans Jatim terhadap minat masyarakat menggunakan angkutan umum. Hadi berharap pemerintah daerah tetap memberi ruang bagi sopir angkot agar tidak tersingkir dari sistem transportasi baru.
“Kami berharap Pemda memperhatikan nasib sopir mau dikemanakan. Nasib kami ini seperti hidup segan, mati tak mau,” ucap dia.
Pemkot Malang sebelumnya berencana menjadikan angkot sebagai feeder yang menghubungkan permukiman dengan halte-halte Bus Trans Jatim. Sebagian trayek yang bersinggungan dengan rute bus akan diperbarui untuk menyesuaikan pola mobilitas warga.
Melalui rerouting, angkot akan diarahkan sebagai moda pengumpan guna mendukung integrasi transportasi dan meningkatkan jumlah penumpang. Selain itu, sekitar 80 unit angkot akan dialihfungsikan sebagai armada angkutan sekolah gratis melalui skema Buy The Service (BTS), dengan penganggaran dimulai awal 2026.