Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 20 August 2025 06:28
New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan aksi global yang lebih kuat untuk melindungi pekerja kemanusiaan, seraya memperingatkan bahwa bantuan penyelamat jiwa semakin terancam di saat tingkat serangan terhadap pekerja kemanusiaan mencapai rekor tertinggi.
Dalam pernyataan video memperingati Hari Kemanusiaan Dunia pada Selasa kemarin, Guterres menyebut para pekerja kemanusiaan sebagai “garis hidup terakhir bagi lebih dari 300 juta orang yang terjebak dalam konflik atau bencana.”
Namun, para pekerja tersebut kini menghadapi bahaya yang terus meningkat dengan sumber daya yang kian menipis.
“Tahun lalu, sedikitnya 390 pekerja kemanusiaan, jumlah tertinggi yang pernah tercatat, tewas di seluruh dunia,” ujar Guterres, merujuk pada kekerasan di Jalur Gaza, Sudan, Myanmar, dan zona konflik lainnya.
“Pekerja kemanusiaan harus dihormati dan dilindungi. Mereka tidak boleh menjadi target,” sambung dia, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Rabu, 20 Agustus 2025.
Meski sejumlah negara telah berjanji untukj mengambil tindakan dan Dewan Keamanan PBB merumuskan langkah untuk melindungi pekerja kemanusiaan, Guterres menilai “garis merah terus dilanggar tanpa konsekuensi” dan yang hilang adalah “kemauan politik serta keberanian moral.”
Ia juga mendesak negara-negara dunia untuk berinvestasi dalam keselamatan pekerja kemanusiaan, menghentikan aliran senjata kepada pihak yang melanggar hukum internasional, memperkuat akuntabilitas, dan mengadili para pelaku.
“Serangan terhadap pekerja kemanusiaan adalah serangan terhadap kemanusiaan,” tegas Guterres, sambil menyerukan dunia untuk “#ActForHumanity.”
Baca juga: PBB: 383 Pekerja Kemanusiaan Tewas Sepanjang 2024, Tertinggi dalam Sejarah