PBB: 383 Pekerja Kemanusiaan Tewas Sepanjang 2024, Tertinggi dalam Sejarah

Pekerja kemanusiaan dari Palang Merah bertugas di salah satu lokasi konflik di Sudan Selatan. (Anadolu Agency)

PBB: 383 Pekerja Kemanusiaan Tewas Sepanjang 2024, Tertinggi dalam Sejarah

Muhammad Reyhansyah • 19 August 2025 21:04

New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 19 Agustus 2025, melaporkan bahwa angka kematian di kalangan pekerja kemanusiaan sepanjang 2024 mencapai rekor tertinggi, yakni 383 orang. Angka ini naik 31 persen dibanding tahun sebelumnya, terutama akibat konflik berkepanjangan di Gaza dan Sudan.

Dalam pernyataan memperingati World Humanitarian Day, PBB menyebut 181 pekerja tewas di Gaza dan 60 lainnya di Sudan. Mayoritas korban adalah staf lokal yang diserang saat menjalankan tugas atau bahkan di rumah mereka sendiri.

PBB menegaskan aktor negara tercatat sebagai pelaku terbanyak dalam serangan mematikan terhadap pekerja kemanusiaan.

Selain korban meninggal, sepanjang 2024 tercatat 308 pekerja luka-luka, 125 diculik, dan 45 ditahan.

“Bahkan satu serangan saja terhadap rekan kemanusiaan adalah serangan terhadap kita semua dan terhadap masyarakat yang kita layani,” kata Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, dan dikutip Hurriyet Daily News, Selasa, 19 Agustus 2025.

Ia menambahkan, “Serangan dengan skala sebesar ini tanpa ada pertanggungjawaban adalah indikasi memalukan dari ketidakpedulian dan kegagalan komunitas internasional.”

Fletcher mendesak negara-negara berpengaruh segera bertindak untuk melindungi warga sipil dan pekerja kemanusiaan, serta memastikan para pelaku dibawa ke pengadilan.

Data sementara dari Aid Worker Security Database mencatat, hingga 14 Agustus 2025, sedikitnya 265 pekerja kemanusiaan kembali tewas. PBB mengingatkan bahwa serangan semacam ini merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional dan mengganggu akses bantuan vital bagi jutaan orang di wilayah konflik maupun bencana.

“Pekerja kemanusiaan tidak seharusnya menjadi sasaran. Kekerasan ini bukan takdir, dan harus dihentikan,” tegas Fletcher.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan telah memverifikasi lebih dari 800 serangan terhadap fasilitas kesehatan di 16 wilayah sejak awal tahun ini. Akibatnya, lebih dari 1.110 tenaga medis dan pasien tewas serta ratusan lainnya luka-luka.

“Setiap serangan menimbulkan dampak jangka panjang, menghalangi masyarakat mendapatkan layanan vital saat paling dibutuhkan, membahayakan tenaga kesehatan, dan melemahkan sistem kesehatan yang sudah rapuh,” kata WHO.

Peringatan World Humanitarian Day setiap 19 Agustus merujuk pada tragedi bom di markas PBB di Baghdad pada 2003 yang menewaskan Kepala HAM PBB Sergio Vieira de Mello bersama 21 staf kemanusiaan lainnya.

Baca juga:  Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Artileri di Kamp Pengungsian Sudan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)