Kamp pengungsi bagi warga Sudan yang melarikan diri dari konflik bersenjata. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 18 August 2025 14:46
El Fasher: Sedikitnya 31 orang, termasuk tujuh anak-anak dan seorang ibu hamil, tewas akibat tembakan artileri yang menghantam kamp pengungsian Abu Shouk di El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, Sudan barat, pada Sabtu, 16 Agustus 2025. Sebanyak 13 orang lainnya dilaporkan terluka.
Jaringan Dokter Sudan menuding Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sebagai pelaku, menyebut serangan itu sebagai tindakan yang disengaja terhadap warga sipil. Kelompok medis tersebut juga memperingatkan bahwa pengepungan telah menyebabkan kekurangan obat-obatan, tenaga medis, dan pasokan makanan, memperburuk krisis kemanusiaan di dalam kamp.
Dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 18 Agustus 2025, unit gawat darurat kamp sebelumnya melaporkan bahwa sisi utara Abu Shouk terkena gempuran hebat, dengan sejumlah korban diduga masih terjebak di lokasi dan berbagai bangunan ikut rusak.
Kelompok masyarakat lokal di El-Fasher berulang kali menuduh RSF melancarkan serangan artileri dan penyerangan langsung terhadap kota yang sudah terkepung sejak Mei 2024, meski komunitas internasional berulang kali memperingatkan risiko kemanusiaan besar.
Pekan ini, PBB “terkejut” atas laporan serangan berskala besar di El-Fasher, termasuk terhadap kamp Abu Shouk. Organisasi Migrasi Internasional (IOM) juga mencatat sekitar 500 warga meninggalkan kamp pada Senin lalu akibat eskalasi kekerasan.
Dalam beberapa pekan terakhir, RSF kehilangan sejumlah wilayah penting yang berhasil direbut kembali oleh militer, termasuk di negara bagian Khartoum dan White Nile.
Namun, pasukan paramiliter itu masih menguasai sebagian wilayah Kordofan Utara dan Barat, kantong di Kordofan Selatan dan Blue Nile, serta empat dari lima negara bagian Darfur.
Perang antara militer Sudan dan RSF yang pecah sejak April 2023 telah menewaskan lebih dari 20.000 orang dan memaksa 14 juta lainnya mengungsi, menurut PBB dan otoritas setempat. Namun, riset sejumlah universitas di Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai 130.000 orang.
Baca juga: Krisis Pangan di Sudan: 63 Orang Meninggal dalam Sepekan di El-Fasher