Kekhawatiran Tarif Trump Bikin Saham-saham AS Boncos

Indeks saham di New York Stocks Exchange (NYSE) ambruk. Foto: Xinhua/ Michael Nagle.

Kekhawatiran Tarif Trump Bikin Saham-saham AS Boncos

Husen Miftahudin • 4 March 2025 08:23

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street anjlok tajam pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali tarif 25 persen atas impor dari Kanada dan Meksiko akan berlaku sesuai rencana.
 
Ketika ditanya apakah kedua negara dapat menghindari pungutan tersebut, Trump menjawab, tidak ada ruang tersisa untuk Meksiko atau Kanada. "Yang terpenting, besok, tarif 25 persen untuk Kanada dan 25 persen untuk Meksiko, dan itu akan dimulai," tutur Trump dalam konferensi pers.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 4 Maret 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 649,67 poin, atau 1,48 persen, menjadi 43.191,24. Indeks S&P 500 turun 104,78 poin, atau 1,76 persen, menjadi 5.849,72. Indeks Nasdaq Composite turun 497,09 poin, atau 2,64 persen, menjadi 18.350,19. Ketiga indeks tersebut kehilangan lebih dari dua persen di sesi sore.
 
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor teknologi dan energi memimpin penurunan dengan masing-masing turun 3,52 persen dan 3,51 persen. Sementara itu, sektor real estat dan barang kebutuhan pokok memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 0,77 persen dan 0,61 persen.
 

Baca juga: Trump Pastikan Terapkan Tarif 25% untuk Impor dari Kanada-Meksiko Mulai 4 Maret


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Hu Yousong)
 

Khawatir ketegangan perdagangan hingga ekonomi AS

 
Kecemasan investor atas ketegangan perdagangan berkontribusi pada lonjakan 'pengukur ketakutan' Wall Street. Indeks Volatilitas Cboe (VIX) melonjak sekitar 10 persen pada sore hari, melampaui 21. Sejauh ini pada 2025, VIX telah naik hampir 25 persen, menurut FactSet.
 
Sementara itu, kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi semakin dalam. Model GDPNow dari Atlanta Fed memproyeksikan ekonomi AS akan berkontraksi pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen pada kuartal pertama, penurunan tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,5 persen beberapa hari sebelumnya.
 
Yang menambah tekanan, laporan manufaktur utama mengisyaratkan perlambatan pertumbuhan. Indeks manufaktur ISM turun menjadi 50,3 pada Februari dari 50,9 pada Januari, yang mengindikasikan ekspansi yang lebih lemah di sektor tersebut.
 
Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan angka 50,6 persen. Angka di atas 50 persen mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah mengindikasikan kontraksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)