Inflasi vs Deflasi, Ini Perbedaan dan Dampaknya pada Ekonomi

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Inflasi vs Deflasi, Ini Perbedaan dan Dampaknya pada Ekonomi

Husen Miftahudin • 4 April 2025 11:54

Jakarta: Dalam dunia ekonomi, kita sering mendengar istilah inflasi dan deflasi. Kedua istilah ini menggambarkan situasi perekonomian suatu negara dan meskipun saling berlawanan, keduanya bisa menjadi indikator kondisi ekonomi yang tidak baik.
 

Perbedaan inflasi dan deflasi


Memahami perbedaan dan dampak dari inflasi dan deflasi sangat penting, terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari dan pengelolaan keuangan.

Inflasi adalah kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun, dan nilai uang juga ikut turun.  Artinya, dengan jumlah uang yang sama, kita tidak bisa membeli barang atau jasa sebanyak sebelumnya.

Melansir laman Ruang Menyala, berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan inflasi:

- Tingginya permintaan terhadap barang dan jasa yang melebihi kapasitas produksi. Ketika permintaan tinggi, produsen cenderung menaikkan harga untuk memenuhi permintaan.
- Kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya bahan baku, upah, dan biaya produksi lainnya mendorong produsen untuk menaikkan harga barang dan jasa.
- Ekspektasi inflasi. Masyarakat atau pelaku bisnis mengantisipasi potensi kenaikan harga di masa depan, sehingga menaikkan harga lebih cepat.

Sementara deflasi adalah kebalikan dari inflasi, yaitu kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini membuat nilai uang meningkat, sehingga uang yang dimiliki bisa membeli lebih banyak barang dan jasa dibanding sebelumnya.

Meskipun tampak lebih baik, deflasi yang berkelanjutan akan membuat pertumbuhan ekonomi menurun dan berujung pada resesi. Beberapa penyebab deflasi antara lain:

- Penurunan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa secara signifikan. Produsen harus menurunkan harga untuk menarik pembeli.
- Penawaran berlebihan. Jumlah produksi barang lebih banyak dari permintaan, produsen menurunkan harga agar produk mereka bisa terjual.
 
Baca juga: Tips Biar Nggak Boncos Usai Lebaran


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Tips menghadapi inflasi dan deflasi


Baik inflasi maupun deflasi dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi. Untuk mengantisipasi dan menjaga stabilitas finansial, berikut beberapa tips:

1. Diversifikasi investasi
Memiliki portofolio investasi yang beragam dapat membantu melindungi aset dari fluktuasi ekonomi. Misalnya, menempatkan dana pada saham, obligasi, emas, atau properti.

2. Mengatur anggaran secara ketat
Fokus pada pengendalian pengeluaran, prioritaskan kebutuhan pokok, dan kurangi pengeluaran yang tidak esensial saat inflasi. Atur anggaran dengan cermat dan disiplin dalam pengeluaran untuk menjaga stabilitas finansial di tengah deflasi.

3. Punya dana darurat
Memiliki dana darurat yang cukup akan membantu menghadapi berbagai situasi ekonomi tanpa harus berutang. Dana ini dapat membantu bertahan saat inflasi, atau melindungi jika terjadi penurunan pendapatan atau PHK saat deflasi.

4. Hindari utang berbunga tinggi
Hindari utang dengan bunga tinggi, seperti kartu kredit, terutama di masa inflasi saat suku bunga cenderung naik. Fokuslah pada melunasi utang yang sudah ada. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)