Pendiri FPCI Dino Patti Djalal dalam acara diskusi publik The Power of Diplomacy to Reshape World Order: The Craft and Footprint of Prof. Dr. Hasjim Djalal di Jakarta, Senin, 10 Maret 2025. (Metrotvnews)
Willy Haryono • 11 March 2025 06:40
Jakarta: Dalam forum diskusi publik bertajuk “The Power of Diplomacy to Reshape World Order: The Craft and Footprint of Prof. Dr. Hasjim Djalal,” pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menekankan pentingnya keberanian bagi diplomat muda dalam menghadapi negara-negara besar.
Menurutnya, Indonesia tidak boleh merasa terintimidasi kekuatan global, tetapi harus bersikap cerdik dalam menjalankan diplomasi.
Ia mengingatkan bahwa keberanian bukan berarti konfrontasi, melainkan kemampuan untuk memainkan strategi yang tepat.
Dalam pernyataannya, Dino mengangkat sosok Prof. Dr. Hasjim Djalal sebagai contoh nyata dari pendekatan diplomasi yang cerdas. Hasjim Djalal, yang dikenal sebagai pakar hukum laut internasional, berhasil memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam berbagai forum global tanpa bersikap konfrontatif.
Keberhasilan ayah dari Dino Patti Djalal itu dalam negosiasi batas maritim menjadi bukti bahwa kecerdikan lebih efektif dibandingkan sekadar sikap keras dalam berhadapan dengan negara-negara besar.
"Never be intimidated by bigger powers," ujar Dino, menggarisbawahi bahwa Indonesia harus percaya diri dalam pergaulan internasional.
Dino juga menerangkan bahwa sang ayah tidak pernah bersifat keras, tapi memanfaatkan kecerdikannya dalam diplomasi.
"Kalau anda lihat dari Pak Hasjim, bukan kerasnya yang penting, tapi cerdiknya," lanjut Dino.
Ia menjelaskan bahwa ketegasan memang penting, tetapi diplomasi yang sukses lebih ditentukan oleh kecerdasan dalam membaca situasi, merancang strategi, serta membangun aliansi yang kuat.
Dino juga menekankan bahwa pendekatan diplomatik yang terlalu keras justru bisa menimbulkan resistensi yang tidak perlu. Sebaliknya, dengan kecerdikan, Indonesia bisa memanfaatkan berbagai peluang untuk memperkuat posisinya tanpa harus terlibat dalam konfrontasi yang merugikan.
Dengan pendekatan yang cerdik dan tidak mudah diintimidasi, Dino berharap diplomat Indonesia dapat lebih efektif dalam membawa kepentingan nasional ke panggung dunia. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Indonesia Didorong Bentuk Kebijakan Hukum Laut yang Adaptif dan Progresif