Jepang Revisi Pertumbuhan Ekonomi, Naik Jadi 2,2% di Kuartal II

Ilustrasi bendera Jepang. Foto: Anadolu Agency.

Jepang Revisi Pertumbuhan Ekonomi, Naik Jadi 2,2% di Kuartal II

Husen Miftahudin • 8 September 2025 08:08

Tokyo: Pemerintah Jepang melaporkan angka revisi perekonomian pada kuartal II-2025 yang tumbuh sebesar 2,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka revisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pembacaan awal pemerintah untuk periode April-Juni 2025.

Angka revisi untuk produk domestik bruto (PDB) Negeri Matahari tersebut dirilis oleh Kantor Kabinet Jepang pada Senin, 8 September 2025, seperti dikutip dari Investing.com. Revisi itu naik ketimbang perkiraan median ekonom dan pembacaan awal pertumbuhan sebesar 1,0 persen.

Secara kuartal ke kuartal (qtq), PDB Jepang tumbuh 0,5 persen, dibandingkan dengan perkiraan median dan estimasi awal yang mencatat kenaikan 0,3 persen (qtq).

Meskipun perekonomian Jepang tetap dalam kondisi yang relatif baik, meningkatnya ketidakpastian politik dapat mempersulit pembuatan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang setelah Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba mengundurkan diri pada Minggu.
 

Baca juga: PM Jepang Shigeru Ishiba Memutuskan Mundur, LDP Segera Gelar Pemilihan Ketua


(Ilustrasi ekonomi Jepang. Foto: Freepik)
 

Menimbang dampak tarif Trump


Fokus sekarang akan beralih ke angka PDB Juli-September atau kuartal ketiga 2025 untuk mengukur sejauh mana tarif Amerika Serikat (AS) telah membebani ekonomi terbesar keempat di dunia itu.

Tokyo dan Washington minggu lalu meresmikan kesepakatan perdagangan, menerapkan tarif yang lebih rendah pada impor mobil Jepang dan produk lainnya yang diumumkan pada Juli. Hal ini memberikan sedikit keringanan bagi ekonomi negara yang bergantung pada ekspor tersebut.

Adapun konsumsi swasta, yang mencakup lebih dari separuh ekonomi Jepang, naik tipis 0,4 persen, dibandingkan kenaikan 0,2 persen pada pembacaan awal.

Komponen belanja modal PDB, barometer permintaan swasta, naik 0,6 persen pada kuartal kedua, direvisi turun dari 1,3 persen pada estimasi awal. Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 1,2 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)