Tiang monorel di Jalan HR Rasuna Said. Foto: Metrotvnews.com/Adinda Vinka.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta mengatur proses pembongkaran tiang monorel di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Pemprov diingatkan tak mengulang kemacetan horor yang terjadi di TB Simatupang akibat proyek galian.
“Pada saat pembongkaran harus diatur, jangan mengulangi kasus seperti di TB Simatupang. Harus ada skenario yang disesuaikan dengan rekayasa lalu lintas supaya tidak terjadi bottleneck,” kata pengamat tata ruang kota, Yayat Supriyatna, kepada Metrotvnews.com, Rabu, 22 Oktober 2025.
Ia menekankan pentingnya koordinasi antara Pemprov DKI dan PT Adhi Karya dalam proses pembongkaran. Jadwal dan informasi pembongkaran mesti tersampaikan secara lengkap ke publik.
Kehadiran petugas di lapangan untuk mengatur lalu lintas menjadi kunci agar mobilitas masyarakat tetap lancar. Publik juga dinilai perlu diimbau menggunakan
transportasi umum untuk menekan kemacetan saat proses pembongkaran.
“Jalan Rasuna Said itu tulang punggung pergerakan di kawasan inti kota. Karena itu, dihimbau warga yang kantornya dekat stasiun LRT agar sementara menggunakan transportasi publik selama masa pembongkaran,” ujar Yayat.
Tiang monorel di Jalan HR Rasuna Said. Foto: Metrotvnews.com/Adinda Vinka.
Yayat juga mendorong Transjakarta menambah jumlah armada dan memastikan jalur bus tetap steril dari hambatan. Langkah itu diperlukan agar mobilitas pekerja di kawasan tersebut tidak terganggu.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta
Pramono Anung menargetkan pembongkaran tiang monorel selesai pada 2026. Tiang-tiang itu berada di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan hingga Jalan Asia Afrika.
"Kami sudah merencanakan. Mudah-mudahan Januari segera bisa kita mulai dan tahun 2026 bisa selesai,” ujar Pramono di Jakarta seperti dikutip dari
Antara, Selasa, 21 Oktober 2025.
Streaming