Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 22 October 2025 10:29
Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan)/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan harga pupuk bersubsidi turun sebesar 20 persen. Hal ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
"Harga pupuk turun 20 persen, berlaku mulai hari ini," kata Amran di acara Konferensi Pers Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih Sektor Pertanian yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu, 22 Oktober 2025.
Amran menambahkan, apabila ada pihak yang berani mempermainkan atau menaikkan harga pupuk bersubsidi, maka dengan tegas pemerintah bakal mencabut izin dan akan diproses secara hukum.
"Ini harus kita kawal. Kami pastikan ke depan, insyaallah produksi akan naik lebih tinggi. Karena yang pasti adalah NTP naik, kesejahteraan petani naik, biaya produksi turun, otomatis produksi akan naik tahun-tahun berikutnya. Karena ini adalah terobosan hasil revitalisasi, hasil perbaikan tata kelola (pupuk bersubsidi)," tegas Amran.
Rincian harga pupuk subsidi setelah didiskon
Adapun pupuk bersubsidi yang mengalami penurunan adalah pupuk urea yang sebelumnya Rp2.250/kg turun Rp450/kg menjadi Rp1.800/kg. Untuk harga per sak, pupuk urea yang sebelumnya berada di harga Rp112.500/kg turun menjadi Rp90.000/kg.
Kemudian pupuk NPK turun dari Rp2.300/kg menjadi Rp1.840/kg. Untuk harga per sak, pupuk NPK turun menjadi Rp92.000 per sak dari yang sebelumnya Rp115.000 per sak.
Selain itu, pupuk NPK kakao turun dari Rp3.300/kg menjadi Rp2.640/kg, kemudian pupuk ZA khusus tebu turun dari Rp1.700/kg menjadi Rp1.360/kg, dan pupuk organik turun dari Rp800/kg menjadi Rp640/kg.
(Ilustrasi gudang pupuk. Foto: dok Pupuk Indonesia)
Sediakan kontak pengaduan
Pemerintah, sambung Amran juga telah menyediakan kontak pengaduan
pupuk bersubsidi apabila ada pihak yang mempermainkan harga, adapun kontak yang bisa dihubungi berada di nomor 082311109690.
"Tidak ada ruang lagi untuk mempermainkan petani Indonesia. Tidak ada ruang lagi mafia atau korupsi di sektor pertanian. Ini adalah kepentingan hayat hidup orang banyak. Kita harus berjuang bersama. Presiden selalu perintahkan hilangkan koruptor, mafia hilangkan. Dan tolong support petani seluruh Indonesia, beri yang terbaik," tutur Amran.
Hasil revitalisasi tata kelola pupuk bersubsidi menghasilkan efisiensi besar bagi negara. Melalui pembenahan sistem, pemerintah berhasil menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, menurunkan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen, serta meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp2,5 triliun pada 2026, dengan proyeksi total keuntungan mencapai Rp7,5 triliun. Revitalisasi ini juga berpotensi menambah volume pupuk bersubsidi sebanyak 700 ribu ton secara bertahap hingga 2029.