Kabinet Merah Putih bersama Presiden Prabowo Subianto. Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 9 February 2025 09:24
Jakarta: Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan perombakan kabinet (reshuffle) hal wajar. Hal itu semakin diperkuat dengan pernyataan bahwa sudah ada peringatan yang diberikan dalam 100 hari pertama pemerintahan.
Hendri menjelaskan, presiden biasanya mempertimbangkan tiga hal dalam melakukan reshuffle, yaitu subjektivitas, kinerja, dan faktor politik. Terlebih hasil survei Lembaga Survei KedaiKOPI, sebanyak 27,5 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan Prabowo.
"Subjektivitas yang pertama biasanya menjadi kunci dari penilaian itu, lalu kalau kinerja itu ada rapornya, yang ketiga adalah politis," ujarnya, Minggu, 9 Februari 2025.
Subjektivitas, kata Hendri, mengacu pada suka atau tidak sukanya seorang presiden terhadap menteri tersebut. Lalu, kinerja bergantung pada penilaian seorang presiden terhadap menteri terkait tugas-tugas yang diberikan.
"Yang ketiga adalah hal politis. Mengganggu kekompakan kekuatan politiknya dia enggak? Apalagi kan sekarang MK sudah mempersilahkan siapapun partai yang lolos verifikasi boleh mengajukan calon presiden sendiri. Kalau kemudian ini ada yang dilepas dari koalisi, nanti kelak akan mengancam atau menjadi lawan tanding yang berat enggak buat Prabowo di 2029. Hal-hal itu kan pasti semuanya dihitung," lanjutnya.
Baca juga:
Reshuffle Kabinet Dibayangi Jokowi |