Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 22 September 2025 16:48
Jakarta:
Bank Indonesia (BI) terus memperluas penggunaan transaksi lokal antarnegara melalui skema Local Currency Transaction (LCT) yang merupakan gerakan buang dolar AS dengan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam setiap transaksi perdagangan antarnegara.
LCT merupakan gerakan yang digagas Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia guna meningkatkan penggunaan mata uang lokal di ASEAN. Tujuannya, untuk mengurangi ketergantungan negara-negara di ASEAN serta risiko eksposur mata uang terhadap
dolar AS.
Apa itu LCT?
LCT merupakan skema transaksi antarnegara yang memungkinkan penyelesaian pembayaran menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.
Misalnya, Indonesia dengan Malaysia dapat bertransaksi menggunakan rupiah dan ringgit tanpa harus dikonversi ke dolar Amerika Serikat (USD).
Skema ini dianggap lebih mudah, murah karena minim biaya konversi, dan aman karena mengurangi risiko fluktuasi USD.
(Ilustrasi. Foto: Mekari.com)
Perkembangan LCT dan QRIS
Saat ini, Bank Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan enam negara, yaitu Malaysia dengan Ringgit, Thailand dengan Baht, Tiongkok dengan Yuan, Jepang dengan Yen, Korea Selatan dengan Won, dan Uni Emirat Arab dengan Dirham.
Selain LCT, Bank Indonesia juga mengembangkan QRIS antarnegara untuk memudahkan transaksi lintas batas. Fitur ini sudah bisa digunakan dengan Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang.
Sementara itu, Tiongkok masih dalam tahap uji coba (sandbox) dan diharapkan bisa diimplementasikan pada akhir 2025. Dengan sistem ini, wisatawan asing dapat bertransaksi menggunakan QR code negara mereka di Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Dampak bagi masyarakat dan bisnis
Manfaat LCT dan QRIS antarnegara langsung dirasakan oleh berbagai kalangan. Wisatawan bisa bertransaksi tanpa perlu menukar mata uang, eksportir dan importir bisa terhindar dari kerugian akibat fluktuasi USD, sedangkan pelaku UMKM lebih mudah menjual produk ke luar negeri tanpa hambatan mata uang.
Deputi Gubernur Bank Indonesia menegaskan bahwa dengan adanya LCT dan QRIS cross-border, transaksi internasional menjadi lebih efisien. Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen memperluas kerja sama ini dengan lebih banyak negara. (Muhammad Adyatma Damardjati)