Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta (ketiga kiri) dalam acara Joint ASEAN LCT Campaign di Yogyakarta. Foto: dok BI.
Husen Miftahudin • 18 September 2025 20:54
Jakarta: Negara-negara
ASEAN mulai sering bertransaksi menggunakan mata uang lokal, dalam menyelesaikan jual-beli barang antarnegara kawasan. Padahal dulunya, setiap transaksi antarnegara di Asia Tenggara, selalu menggunakan dolar AS sebagai alat tukar.
Hal ini tercermin dari penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas atau Local Currency Transaction (LCT). Per Juli 2025, kinerja LCT mencatatkan transaksi sebesar USD14,1 miliar (ekivalen) atau tumbuh 112 persen (yoy) dibandingkan USD6,7 miliar (ekivalen) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka ini juga setara dengan 87 persen dari total transaksi sepanjang 2024 yang mencapai USD16,28 miliar (ekivalen). Dari sisi pengguna, jumlah nasabah LCT meningkat menjadi rata-rata 7.568 per bulan pada 2025, dibandingkan 5.020 per bulan pada 2024.
Deputi Gubernur
Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, inisiatif LCS berperan penting dalam mendorong arus perdagangan dan investasi yang lebih efisien, mengurangi risiko volatilitas nilai tukar, dan mendukung upaya pendalaman pasar keuangan.
"Sehingga, integrasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif dapat tercapai," ucap Filianingsih dalam acara Joint ASEAN LCT Campaign di Yogyakarta, dikutip dari siaran pers, Kamis, 18 September 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Departemen Internasional Bank of Thailand Nithiwadee Soontornpoch menekankan, dengan besarnya porsi perdagangan internasional Thailand bersama negara-negara ASEAN, potensi peningkatan penggunaan mata uang lokal masih sangat besar.
Pandangan ini diperkuat oleh Asisten Gubernur Bank Negara Malaysia Mohamad Ali Iqbal Abdul Khalid, yang menyampaikan kolaborasi erat antarbank sentral telah mendorong tren peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, dan ke depan akan menjadi katalis pertumbuhan kawasan.
(Ilustrasi. Foto: Mekari.com)
BI jadi inisiator kerja sama LCS antarnegara ASEAN
Diketahui, Bank Indonesia memulai kerja sama penggunaan mata uang lokal pada 2016 melalui penandatanganan MoU Local Currency Settlement dengan Malaysia dan Thailand. Inisiatif ini resmi diimplementasikan pada 2018 dan sejak itu berkembang pesat hingga melibatkan enam negara mitra.
Untuk meningkatkan konsistensi dan skalabilitas, Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand telah menyepakati harmonisasi LCT Operational Guidelines yang kini menjadi acuan regional, sehingga operasi lebih terstandar, transparan, dan memudahkan negosiasi antarnegara ASEAN.
Pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat memperkuat ketahanan makroekonomi nasional sekaligus mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar global.