Starmer dan Trump Sepakat Perlunya Peta Jalan Perdamaian Gaza

Presiden AS Donald Trump dan PM Inggris Keir Starmer saat lakukan pertemuan di London. Foto: EPA

Starmer dan Trump Sepakat Perlunya Peta Jalan Perdamaian Gaza

Muhammad Reyhansyah • 19 September 2025 17:09

Buckinghamshire: Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan kesepahaman dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai urgensi mewujudkan perdamaian dan peta jalan menuju penyelesaian konflik di Timur Tengah, dengan menyebut situasi di Gaza sebagai hal yang “tak tertahankan.”

Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers bersama Trump di Buckinghamshire pada Kamis, usai pertemuan bilateral. Menurut Starmer, selain kondisi Gaza, Inggris juga membahas rencana pengakuan kenegaraan Palestina.

“Kami sepenuhnya sependapat tentang perlunya perdamaian dan peta jalan, karena situasi di Gaza tak tertahankan,” ujar Starmer yang dikutip Anadolu, Jumat, 19 September 2025.

Ia kembali menekankan seruan Inggris agar sandera segera dibebaskan dan bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza. Menyinggung Hamas, Starmer mengatakan kelompok tersebut “tidak menginginkan solusi dua negara, perdamaian, ataupun gencatan senjata.”

Starmer menegaskan rencana Inggris mengakui Palestina tidak terkait dengan kunjungan kenegaraan Trump. Pada Juli lalu, Starmer menyatakan Inggris akan secara resmi mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB di New York pada September, kecuali Israel mengambil langkah nyata untuk memperbaiki krisis kemanusiaan di Gaza dan menyetujui gencatan senjata.

Menurut laporan The i Paper yang mengutip sumber pemerintah, Inggris diperkirakan akan mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina akhir pekan ini, setelah kunjungan kenegaraan Trump selesai.

Dalam kesempatan yang sama, Starmer juga menyinggung perang Rusia–Ukraina. Ia menyatakan perlunya memberi tekanan tambahan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Merujuk serangan terbaru Rusia di seluruh Ukraina serta insiden masuknya drone ke wilayah Polandia pekan lalu, Starmer menyebut tindakan itu sebagai bentuk “kenekatan yang meningkat.”

“Itulah sebabnya saya mengatakan sebelumnya bahwa itu bukan tindakan seseorang yang menginginkan perdamaian,” ujar Starmer.

Starmer menambahkan, dukungan keamanan bagi Ukraina harus tetap kuat setelah gencatan senjata tercapai. “Kekhawatiran saya sejak lama adalah bahwa saat kita berbicara tentang gencatan senjata dan apa yang mungkin terjadi setelahnya, kita tidak boleh lupa bahwa Ukraina tetap membutuhkan dukungan kita,” kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)