Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: UN Photo
Fajar Nugraha • 25 September 2025 19:32
New York: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Rabu, 24 September, mendesak PBB menghentikan perang Rusia di Ukraina dalam pidatonya di Sidang Umum PBB. Ia memperingatkan potensi perlombaan senjata berbahaya yang dipicu oleh konflik tersebut.
Zelensky menyerukan aturan global untuk membatasi penggunaan kecerdasan buatan (AI) pada senjata, sambil inovasi baru dalam penggunaan drone di Ukraina. Ia juga menuduh Putin berusaha memperluas perangnya melampaui Ukraina.
"Menghentikan Rusia sekarang lebih murah daripada bertanya-tanya siapa yang akan menjadi yang pertama menciptakan pesawat tanpa awak sederhana yang membawa hulu ledak nuklir," ujarnya, seperti dikutip Korea Times, Kamis, 25 September 2025.
Pernyataan tersebut muncul sehari setelah ia bertemu dengan Trump di Sidang Umum PBB, di mana Trump mengambil sikap lebih keras terhadap Kremlin. Trump mengatakan pada Selasa, bahwa Kyiv dapat merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia sehingga akan menjadi kejutan besar dalam perang.
Zelensky mengatakan, hadirnya kecerdasan buatan dalam persenjataan merupakan kehancuran terburuk dalam sejarah persenjataan manusia. Ia juga kecewa atas hukum dan kerja sama internasional yang lemah untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina yang sudah berjalan lama.
Dukungan Barat penting bagi Kyiv, tetapi Trump menolak menjatuhkan sanksi kepada Rusia atau memberikan bantuan militer baru selain penjualan senjata kepada Ukraina. Trump menekankan Eropa untuk mendukung Kyiv, terlepas dari perkataannya yang keras terhadap Rusia, belum ada bantuan dari AS untuk Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di New York, pada hari Rabu untuk pembicaraan yang berlangsung selama 50 menit. Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance, mengatakan kepada wartawan, bahwa Trump kesal karena Rusia tidak menunjukkan keseriusan dalam upaya negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina.
"Jika Rusia menolak bernegosiasi dengan itikad baik, saya pikir itu akan sangat, sangat buruk bagi negara mereka. Itulah yang ditegaskan presiden. Ini bukan perubahan posisi. Ini pengakuan atas realitas di lapangan," kata Vance.
Kyiv menawarkan teknologi dan pengalamannya untuk memperkuat hubungan yang rapuh dengan sekutu asinya dengan Zelensky memutuskan untuk mulai mengekspor senjatanya ke sekutu. Ia mengatakan, memilki sekutu yang kuat di era modern sangat penting, terlepas dari keinginan berdamai, harus tetap mengembangkan senjata.
Ukraina memberlakukan pembatasan ketat terhadap ekspor produk militernya guna mencegah teknologi jatuh ke tangan musuh, tetapi sekarang mereka melonggarkannya.
"Anda tidak perlu memulai perlombaan ini dari awal, kami siap berbagi apa yang telah terbukti," ujar Zelensky.
Ia menambahkan, siap menjadikan senjata modernnya untuk keamanan Ukraina dan memutuskan untuk membuka ekspor senjata. Ini merupakan sistem kuat yang diuji dalam perang, di saat setiap lembaga internasional gagal.
Zelensky merujuk pada pelanggaran wilayah udara oleh drone dan jet tempur Rusia di Polandia dan Estonia, sebagai bukti Putin sedang menguji batas baru dalam perang Ukraina.
"Sekarang, drone Rusia sudah terbang melintasi Eropa, dan operasi Rusia sudah menyebar ke berbagai negara. Putin ingin melanjutkan perang ini dengan memperluasnya, dan tidak ada yang bisa merasa aman saat ini," tambahnya.
(Kelvin Yurcel)