Balaikota DKI ilustrasi. Foto: MI/Arya Manggala
Mohamad Farhan Zhuhri • 28 September 2025 18:45
Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong transformasi fungsi sungai di ibu kota, dari sekadar saluran air, menjadi ruang publik yang mendukung wisata dan edukasi lingkungan bagi masyarakat. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kualitas hidup warga sekaligus mendukung pelestarian lingkungan perkotaan.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, mengatakan bahwa penataan sungai merupakan salah satu prioritas dalam upaya meningkatkan daya tarik kota dan kualitas lingkungan.
"Beberapa waktu lalu, Bapak Gubernur telah melakukan susur sungai sebagai bagian dari evaluasi lapangan. Salah satu fokus kami saat ini adalah penataan Banjir Kanal Barat (BKB), yang ditargetkan rampung pada akhir 2026," ujar Afan, dalam keterangannya, Minggu, 28 September 2025.
Ia menekankan keberhasilan program ini tidak bisa bergantung pada pemerintah semata. Tetapi, membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat.
"Mari kita mulai dari hal kecil, seperti menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan. Sungai bersih adalah tanggung jawab bersama," ujar Afan.
Senada, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan ajang Festival Parade Perahu Cinta Lingkungan (Cilung) 2025 merupakan bagian dari upaya memperkenalkan sungai sebagai ruang rekreasi dan edukasi yang menyenangkan bagi warga.
"Melalui festival ini, kami ingin menunjukkan bahwa sungai bisa menjadi bagian dari gaya hidup warga Jakarta yang positif dan berkelanjutan. Antusiasme masyarakat yang hadir hari ini membuktikan bahwa mereka ingin terlibat langsung dalam menjaga sungai," ujar Asep.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyusuri Kali Ciliwung. Foto: Diskominfotik DKI Jakarta.
Ia menyebut Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan berbagai langkah konkret untuk mengurangi pencemaran sungai. Mulai dari pembersihan 13 sungai besar di Jakarta, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik dan terpadu, hingga program Jakarta Sewerage System untuk mengelola limbah rumah tangga secara lebih efektif.
"Namun, semua upaya ini tidak akan maksimal tanpa kesadaran dan partisipasi warga. Kami mengimbau masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah dan tidak membuang limbah rumah tangga maupun industri ke sungai," tegas Asep.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menilai bahwa gagasan menjadikan sungai sebagai sarana wisata dan edukasi lingkungan merupakan langkah maju. Namun, harus diiringi dengan sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Program seperti Festival Cilung ini bisa menjadi pemantik semangat warga untuk menjaga lingkungan. Namun ke depannya, perlu ada kolaborasi berkelanjutan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan kota agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat," kata Yuke.
Ia berharap melalui partisipasi aktif seluruh elemen kota, Jakarta dapat berkembang menjadi kota yang bersih, lestari, dan ramah lingkungan.