KTT NATO 2025 digelar di Den Haag, Belanda. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 24 June 2025 20:05
Den Haag: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin negara anggota NATO akan berkumpul di Den Haag, Belanda, pada Selasa ini dalam KTT penting yang berpotensi menyatukan kembali aliansi militer terbesar dunia melalui komitmen baru di bidang pertahanan—atau justru memperdalam ketegangan di antara 32 negara anggotanya.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyatakan optimismenya bahwa negara-negara Eropa dan Kanada akan mengikuti jejak Amerika Serikat dengan meningkatkan belanja pertahanan seiring pertumbuhan ekonomi mereka.
Namun harapan itu terguncang setelah Spanyol menolak proposal target baru NATO yang mengharuskan setiap negara anggota mengalokasikan 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertahanan.
Pemerintah Spanyol menyebut target itu “tidak masuk akal.” Dalam sistem pengambilan keputusan NATO, kebijakan hanya bisa berlaku jika disetujui secara konsensus oleh seluruh negara anggota.
Menanggapi penolakan tersebut, Trump menyatakan bahwa AS tidak harus tunduk pada aturan itu. Ia mengecam pemerintah Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan menyebut Spanyol sebagai “pembayar sangat rendah.”
Melansir dari France 24 pada Selasa, 24 Juni 2025, Kanada juga menjadi sasaran kritik Trump, yang menyebut negara itu gagal memenuhi kontribusi keuangan. Data NATO menunjukkan, tahun lalu Spanyol mengalokasikan kurang dari 2% PDB-nya untuk pertahanan, sementara Kanada hanya 1,45%.
Di sisi lain, negara-negara Eropa dan Kanada mendorong agar dukungan terhadap Ukraina menjadi fokus utama dalam KTT. Namun, kehadiran Trump yang kembali menjabat memicu kekhawatiran bahwa Presiden Volodymyr Zelensky tidak akan diberi ruang besar dalam forum tersebut. Zelensky telah diundang, tetapi belum jelas apakah ia akan mendapat tempat di meja pertemuan NATO.
KTT ini dimulai dengan makan malam informal pada Selasa malam dan akan dilanjutkan dengan sesi kerja pada Rabu pagi.
Meskipun NATO sebagai organisasi tidak secara langsung mengirimkan senjata ke Ukraina, aliansi ini memfasilitasi bantuan non-militer seperti logistik, perlengkapan medis, dan sistem deteksi ranjau.
Negara-negara anggota secara individu telah mengirimkan senjata, dan pada 2024, 60% bantuan militer ke Ukraina berasal dari sekutu Eropa. NATO juga mengoordinasikan pengiriman persenjataan di perbatasan Polandia dan menyelenggarakan pelatihan untuk pasukan Ukraina. (Nada Nisrina)
Baca juga: NATO Naikkan Target Belanja Militer Jadi 5 Persen PDB, Spanyol Menolak