Pemimpin Azerbaijan dan Armenia menandatangani kesepakatan damai bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington, 8 Agustus 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 9 August 2025 10:36
Washington: Para pemimpin Azerbaijan dan Armenia menyepakati perjanjian damai untuk mengakhiri konflik puluhan tahun dalam penandatanganan kesepakatan bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, Washington pada Jumat, 8 Agustus.
Mengutip dari BBC, Sabtu, 9 Agustus 2025, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berjabat tangan setelah Trump menyebut penandatanganan tersebut sebagai momen “bersejarah.”
“Ini sudah lama dinantikan,” kata Trump tentang perjanjian yang akan membuka kembali sejumlah jalur transportasi penting antara kedua negara dan meningkatkan pengaruh AS di kawasan tersebut.
Azerbaijan dan Armenia pernah berperang memperebutkan Nagorno-Karabakh, sebuah area beretnis Armenia di wilayah Azerbaijan, pada era 1980-an dan 1990-an, dengan kekerasan yang kembali meletup di tahun-tahun berikutnya.
Jumat kemarin, Trump mengatakan Armenia dan Azerbaijan telah berjanji untuk menghentikan seluruh pertempuran “selamanya” serta membuka jalur perjalanan, bisnis, dan hubungan diplomatik.
“Kami hari ini menciptakan perdamaian di Kaukasus,” ucap Aliyev.
“Kami kehilangan banyak tahun karena terjebak perang, pendudukan, dan pertumpahan darah,” sambung dia.
Pashinyan menyebut penandatanganan tersebut sebagai “tonggak penting” dalam hubungan kedua negara.
“Selama 35 tahun mereka berperang, dan sekarang mereka berteman dan akan menjadi teman untuk waktu yang lama,” ujar Trump dalam acara tersebut.
Gedung Putih menyatakan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan, AS juga akan membantu membangun koridor transportasi besar yang akan dinamai Trump Route for International Peace and Prosperity. Jalur ini akan menghubungkan Azerbaijan dengan eksklave otonom Nakhichevan yang terpisah oleh wilayah Armenia.
Sebelumnya, Aliyev menuntut agar Armenia memberikan koridor jalur kereta api menuju Nakhichevan. Armenia ingin memiliki kendali atas jalan tersebut, sementara Aliyev sebelumnya mengancam akan mengambil koridor itu dengan kekuatan militer. Persoalan ini telah menghentikan dan menggagalkan upaya perundingan damai sebelumnya.
Kedua pemimpin memuji Trump dan timnya sepanjang pertemuan. “Presiden Trump, dalam enam bulan, melakukan sebuah keajaiban,” tutur Aliyev.
Trump menambahkan bahwa ia juga telah menandatangani perjanjian bilateral dengan kedua negara untuk memperluas perdagangan energi dan teknologi.
Baca juga: Usai Perang Sehari, Azerbaijan-Armenia Sepakat Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh