Perbatasan Thailand-Kamboja Tenang Usai Gencatan Senjata Tercapai

Militer Thailand dan Kamboja bertemu untuk lanjutkan perundingan damai. Foto: Khmer Times

Perbatasan Thailand-Kamboja Tenang Usai Gencatan Senjata Tercapai

Fajar Nugraha • 29 July 2025 13:44

Bangkok: Perbatasan Thailand-Kamboja, tempat pertempuran berkecamuk sejak pekan lalu, kembali tenang pada Selasa 29 Juli 2025 setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai. Para komandan militer dari kedua belah pihak dijadwalkan bertemu untuk berunding di kemudian hari, kata Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai.

Phumtham dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet bertemu di Malaysia pada Senin dan sepakat untuk menghentikan konflik paling mematikan dalam lebih dari satu dekade setelah pertempuran sengit selama lima hari yang menewaskan sedikitnya 38 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan lebih dari 300.000 orang mengungsi.

Militer Thailand mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa telah terjadi serangan oleh pasukan Kamboja di setidaknya lima lokasi pada Selasa pagi, melanggar gencatan senjata yang berlaku sejak tengah malam, dan militer Thailand telah membalas secara proporsional.
 

Baca: Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Mulai Berlaku, Panglima Militer Dijadwalkan Bertemu.


Phumtham mengecilkan bentrokan tersebut, dan mengatakan ia telah berbicara dengan menteri pertahanan Kamboja sebelum perundingan antara para komandan militer.

"Tidak ada eskalasi," kata Phumtham kepada para wartawan. "Saat ini situasinya tenang,” tegasnya, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 29 Juli 2025.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, sebelumnya mengatakan "tidak ada bentrokan bersenjata satu sama lain di wilayah mana pun".

Para pejabat militer Thailand di dua wilayah, Trat dan Chanthaburi, telah bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Kamboja, tetapi para komandan di sepanjang perbatasan yang telah menyaksikan pertempuran terberat selama konflik tersebut belum mengadakan perundingan.

Region 2 Angkatan Darat Thailand, yang mencakup wilayah Isaan, masih menetapkan tanggal pertemuan.

Perundingan tersebut telah dijadwalkan pukul 10.00 waktu setempat, tetapi ditunda dan belum ada jadwal baru yang ditetapkan, kata juru bicara militer Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Huangsap, secara terpisah mengatakan kepada wartawan bahwa militer Thailand dan Kamboja masih harus menyepakati lokasi pertemuan untuk perundingan.

"Thailand juga akan memberi tahu AS dan Tiongkok, yang ikut serta dalam perundingan gencatan senjata pada hari Senin, mengenai pelanggaran yang dilakukan Kamboja sejak gencatan senjata mulai berlaku pada tengah malam," ujar Huangsap.

Lalu lintas kendaraan dan aktivitas harian kembali normal di distrik Kantharalak, provinsi Sisaket, Thailand, pada hari Selasa, sekitar 30 km dari garis depan, tempat pasukan Thailand dan Kamboja masih berkumpul.

Mobil dan sepeda motor kembali ke jalan-jalan, yang sebagian besar kosong sejak bentrokan perbatasan dimulai pada hari Kamis, dengan kendaraan militer di antara lalu lintas sipil.

Chaiya Phumjaroen, 51, mengatakan ia kembali ke kota untuk membuka kembali tokonya pada Selasa pagi, setelah mendengar tentang kesepakatan gencatan senjata di berita.

"Saya sangat senang gencatan senjata terjad. Jika mereka terus bertempur, kami tidak punya peluang untuk menghasilkan uang,”kata Phumjaroen.

Perundingan dan perdagangan

Kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini telah berselisih selama beberapa dekade atas perbatasan mereka yang disengketakan dan telah berada dalam posisi konflik sejak terbunuhnya seorang tentara Kamboja dalam pertempuran kecil di akhir Mei, yang menyebabkan penumpukan pasukan di kedua belah pihak dan krisis diplomatik yang parah.

Perundingan damai Senin terjadi setelah desakan berkelanjutan dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump, dengan Trump memperingatkan para pemimpin Thailand dan Kamboja bahwa negosiasi perdagangan tidak akan berlanjut jika pertempuran berlanjut.

Thailand dan Kamboja menghadapi tarif sebesar 36 persen atas barang-barang mereka di AS, pasar ekspor terbesar mereka, kecuali jika pengurangan tarif dapat dinegosiasikan. Setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai, Trump mengatakan ia telah berbicara dengan kedua pemimpin dan telah menginstruksikan tim perdagangannya untuk memulai kembali perundingan tarif.

Pichai Chunhavajira, Menteri Keuangan Thailand, mengatakan pada Selasa bahwa perundingan perdagangan dengan Washington diperkirakan akan selesai sebelum 1 Agustus, dan tarif AS terhadap negara tersebut diperkirakan tidak akan setinggi 36 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)