Proses pembangunan gedung baru DPRD DIY dengan lima lantai senilai Rp293,8 miliar. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 25 April 2025 13:40
Yogyakarta: DPRD DIY bakal mempunyai gedung baru lima lantai senilai Rp293,8 miliar. Peletakan batu pertama pun telah dilaksanakan pada Jumat, 25 April 2025.
Pembangunan gedung baru ini dilakukan karena gedung DPRD DIY yang saat ini ditempati di Malioboro, akan dibangun Jogja Planning Gallery. Gedung baru DPRD DIY terletak di Jalan Kenari.
Ketua DPRD DIY, Nuryadi, menyampaikan, gedung ini tidak hanya menjadi bangunan fisik, tetapi juga menjadi representasi cita-cita besar dalam membangun rumah rakyat yang lebih representatif, fungsional, dan selaras dengan semangat zaman.
"Gedung ini adalah simbol demokrasi daerah, tempat bertemunya ide, dialog, dan aspirasi yang mewakili beragam kepentingan masyarakat," kata Nuryadi di Yogyakarta.
Dia menjelaskan gedung ini juga menjadi warisan bagi generasi mendatang—ruang yang merekam sejarah, menyimpan dinamika demokrasi, dan menyuarakan harapan rakyat.
Sekretaris DPRD DIY, Yudi Ismono, menjelaskan perencanaan gedung DPRD DIY telah dimulai sejak 2020 melalui kajian kawasan oleh Dinas PUP-ESDM DIY.
Setelah melalui proses pemilihan Manajemen Konstruksi (MK) dan penyedia barang/jasa yang diawasi ketat oleh KPK melalui Monitoring Center for Prevention (MCP), PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Waskita-Citra KSO ditetapkan sebagai pelaksana konstruksi.
“Penandatanganan kontrak dilakukan pada 12 Maret 2025, disusul dengan serah terima lokasi proyek dan penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada 18 Maret 2025," terang dia.
Pembangunan gedung baru DPRD DIY ini dianggarkan sebesar Rp293,8 miliar, sebagai bentuk komitmen penyediaan fasilitas yang layak dan mendukung kinerja kelembagaan dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, menyampaikan, gedung baru ini diharapkan menjadi 'rumah demokrasi kerakyatan' yang tak hanya berpagar dinding, tetapi juga berjendela luas terhadap aspirasi publik, baik secara langsung maupun digital.
“Suara rakyat kini tak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan. Ia berseliweran di ruang maya,” ucapnya.