BGN: Keracunan MBG di Bandung Barat Dipicu Senyawa Kimia Pengawet Makanan Nitrit

Ilustrasi MBG. Foto: Dok. BGN.

BGN: Keracunan MBG di Bandung Barat Dipicu Senyawa Kimia Pengawet Makanan Nitrit

Kautsar Widya Prabowo • 3 October 2025 21:19

Jakarta: Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) menyimpulkan bahwa senyawa kimia untuk mengawetkan makanan, yaitu nitrit, yang menjadi pemicu gejala keracunan yang dialami 1.315 siswa di Bandung Barat. Gejala itu terjadi setelah para siswa menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan 3 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berbeda.

“Kami berkesimpulan, senyawa Nitrit menjadi penyebabnya,” kata Ketua Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) Karimah Muhammad, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2025.

Karimah menjelaskan proses investigasi dilakukan dengan bertemu para korban hingga dokter di Puskesmas Cipongkor dan RSUD Cililin. Ia juga mempelajari pola gejala utama korban, mengecek obat-obatan yang diberikan di Puskesmas dan RSUD kepada para korban.

Baca juga: 

Koki MBG Bangga Bisa Masak untuk Anak Sekolah


Selain itu, Tim Investigasi mempelajari hasil uji mikrobiologi dan toksikologi dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar. Institusi tersebut menguji sampel dari SPPG maupun dari sisa makanan di sekolah.

Ilustrasi keracunan MBG. Foto: Pemkot Bekasi.

“Ditemukan kadar nitrit yang sangat tinggi di buah melon dan lotek dari sampel sisa sekolah,” ujar Ahli Farmasi Klinis itu.

Menurut Karimah, pada masing-masing jenis sampel yang diuji, terdapat 3,91 dan 3,54 mg/L nitrit. Padahal, jika merujuk US Environmental Protection Agency (EPA) kadar maksium nitrit yang boleh dikonsumsi dalam minuman adalah 1 mg/L.

“Jadi kalau merujuk standar EPA, maka kadar nitrit dalam sampel sisa makanan di sekolah hampir 4 kali lipat dari batas maksimum,” jelas Karimah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)