Intelijen Korsel Sebut Kim Jong-un Siap Berdialog dengan Donald Trump

Presiden AS Donald Trump bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di tahun 2019. (Anadolu Agency)

Intelijen Korsel Sebut Kim Jong-un Siap Berdialog dengan Donald Trump

Willy Haryono • 5 November 2025 08:12

Seoul: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersedia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menurut laporan badan intelijen Korea Selatan (NIS) dalam audit parlemen pada Selasa kemarin.

“Meski pertemuan puncak antara Korea Utara dan AS sebelumnya gagal terlaksana, kami telah memastikan melalui berbagai sumber bahwa pihak Utara mempersiapkannya,” ujar Lee Seong-kweun, anggota oposisi dari Partai People Power yang menjabat sebagai sekretaris Komite Intelijen Parlemen, kepada wartawan dalam konferensi pers. Audit tersebut berlangsung di kantor NIS di Distrik Seocho, Seoul bagian selatan.

“Kim Jong-un bersedia berdialog, dan ia akan memulai pembicaraan dengan Amerika Serikat jika (syarat-syarat tertentu) terpenuhi,” ujar pernyataan NIS kepada para anggota parlemen yang dikutip Korea JoongAng Daily, Rabu, 5 November 2025.

“Kemungkinan besar mereka akan mendorong dilakukannya pertemuan puncak Korea Utara–AS setelah latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Maret, sambil mempersiapkan parade militer mereka sendiri.”

Menurut NIS, Korea Utara tengah “menganalisis karakteristik para pejabat tingkat kerja Amerika Serikat.” Kim juga disebut telah menurunkan intensitas retorika soal “negara nuklir” dengan lebih jarang menyebutkan persenjataan nuklir sejak pidatonya di Sidang Majelis Rakyat Tertinggi pada September lalu, ketika ia menyinggung kemungkinan dialog bersyarat dengan Washington.

“Kami mengamati bahwa Korea Utara mempertimbangkan hingga menit terakhir soal kunjungan Menteri Luar Negeri Choe Son-hui ke China dan Rusia, sembari membuka peluang untuk pertemuan setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya bertemu Kim Jong-un selama tur di Asia,” ungkap NIS.

NIS juga menyebut bahwa Kim Jong-un “secara umum dalam kondisi sehat, meskipun diketahui memiliki riwayat penyakit.” Denyut jantung Kim dikatakan berada di kisaran 80 kali per menit—menunjukkan tekanan darah tinggi yang sebelumnya dicurigai telah menurun.

“Ia mampu melakukan perjalanan jauh antara Pyongyang dan daerah-daerah provinsi serta menghadiri berbagai acara tanpa kesulitan,” kata Lee.

“Kim terus mengirimkan pesan langsung kepada Korea Selatan melalui berbagai pidato, menonjolkan kepemimpinannya dan berusaha menanamkan optimisme tentang masa depan,” ujar NIS. “Ia tengah membangun kultus pribadi yang melampaui pendahulunya, Kim Il-sung dan Kim Jong-il, dengan memerintahkan pembuatan mural mosaik dan lambang baru.”

NIS menambahkan bahwa Korea Utara kini “menekankan aliansi darah dengan Rusia dan menjajaki kemitraan yang lebih dalam.” Lebih dari 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan dikerahkan di sepanjang perbatasan Rusia–Ukraina. Pyongyang juga bersiap membuka Jembatan Sungai Yalu Baru dengan harapan mendapat dukungan logistik dari China.

Meski begitu, kebijakan bermusuhan Korea Utara terhadap Korea Selatan disebut tidak berubah.

“[Korea Utara] telah memerintahkan perwakilan luar negerinya untuk menghindari kontak dengan organisasi Korea Selatan, memberikan respons berbeda terhadap Seoul dan Washington, serta memegang teguh prinsipnya,” ujar NIS. “Korea Utara terus menutup ruang bagi perbaikan hubungan dengan Selatan.”

Baca juga:  PM Jepang Sanae Takaichi Ingin Bertemu Kim Jong-un Terkait Isu Penculikan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)