PM Jepang Sanae Takaichi Ingin Bertemu Kim Jong-un Terkait Isu Penculikan

PM Jepang Sanae Takaichi. (Anadolu Agency)

PM Jepang Sanae Takaichi Ingin Bertemu Kim Jong-un Terkait Isu Penculikan

Muhammad Reyhansyah • 4 November 2025 09:52

Tokyo: Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan keinginannya untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pertemuan yang belum pernah terjadi dalam lebih dari dua dekade antara kedua negara tersebut.

“Kami telah menyampaikan kepada Korea Utara keinginan untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi,” ujar Takaichi dalam sebuah acara di Tokyo yang menuntut pemulangan warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu.

Takaichi menekankan tekadnya untuk menyelesaikan persoalan penculikan yang telah lama membayangi hubungan kedua negara. “Saya ingin para pemimpin dapat bertatap muka langsung dan mencapai hasil konkret. Saya bertekad menembus kebuntuan dan menyelesaikan isu ini selama masa jabatan saya,” katanya.

Dikutip dari CNN, Selasa, 4 November 2025, Jepang menyatakan sedikitnya 17 warganya diculik oleh agen Korea Utara pada akhir 1970-an hingga 1980-an. Lima di antaranya dipulangkan pada 2002 setelah pengakuan resmi dari Pyongyang. 

Menurut laporan PBB tahun 2014, penculikan tersebut diduga terkait dengan program intelijen Korea Utara. Namun, Pyongyang membantah jumlah korban yang disebut Jepang dan mengklaim sebagian telah meninggal akibat kecelakaan atau bunuh diri, serta menegaskan bahwa kasus tersebut telah ditutup.

Bagi keluarga korban yang belum kembali, harapan masih menggantung. Beberapa di antara mereka telah berjuang selama puluhan tahun tanpa kejelasan nasib orang terdekatnya.

Takaichi, yang dikenal dekat dengan mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, telah dua kali bertemu dengan keluarga para korban sejak menjabat, termasuk dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkunjung ke Jepang. Ia menyebut komitmennya sebagai kelanjutan dari misi politik Abe yang ingin menuntaskan isu tersebut.

Pertemuan terakhir antara pemimpin Jepang dan Korea Utara terjadi pada 2002, ketika Perdana Menteri Junichiro Koizumi berkunjung ke Pyongyang dan bertemu Kim Jong-il, ayah dari Kim Jong-un. Kunjungan tersebut menjadi yang pertama sejak berakhirnya Perang Dunia II, sekaligus menandai pengakuan pertama Korea Utara atas keterlibatannya dalam penculikan warga Jepang.

Kim Jong-il saat itu menyampaikan permintaan maaf dan berjanji menghukum para pelaku. Beberapa bulan kemudian, lima warga Jepang yang diculik akhirnya dipulangkan setelah terpisah dari keluarga selama lebih dari dua dekade. Koizumi kembali ke Pyongyang pada 2004 dan berhasil membawa pulang beberapa anggota keluarga korban lainnya. Namun sejak itu, tidak ada repatriasi tambahan maupun kemajuan dalam dialog bilateral.

Abe dan penerusnya, Fumio Kishida, juga sempat menyatakan kesiapan bertemu Kim Jong-un tanpa prasyarat, namun rencana tersebut tak pernah terwujud. Kini, Takaichi yang baru menjabat pada Oktober, mewarisi persoalan diplomatik yang telah membingungkan banyak pemimpin sebelumnya dengan ambisi menjadi sosok yang akhirnya mampu memecah kebuntuan.

Baca juga:  Korea Utara Tegaskan Statusnya sebagai Negara Nuklir Bersifat ‘Permanen'

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)