Jubir Kremlin, Dmitry Peskov. (Anadolu)
Marcheilla Ariesta • 16 January 2025 00:02
Moskow: Rusia "sangat optimis" tentang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata awal di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Berbicara dalam jumpa pers di Moskow, Peskov menekankan kebutuhan mendesak untuk menghentikan permusuhan, dengan mengutip krisis kemanusiaan yang parah di daerah kantong yang diblokade itu.
"Optimisme terukur ini berasal dari bencana kemanusiaan yang mengerikan yang terjadi di Gaza, yang terus memburuk. Gencatan senjata dan gencatan senjata sangat dibutuhkan untuk meringankan kesulitan tidak manusiawi yang dihadapi oleh mereka yang masih tinggal di wilayah tersebut," kata Peskov, dikutip dari Anadolu, Rabu, 15 Januari 2025.
Israel dan Hamas dilaporkan hampir menyelesaikan kesepakatan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera, karena perbedaan pendapat sedang diselesaikan di Doha, Qatar.
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan tanggal kunjungan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ke Moskow, Peskov mengatakan informasi spesifik akan dibagikan setelah tersedia. Ini mengikuti laporan media Korea Selatan yang menyatakan bahwa Badan Intelijen Nasional negara itu yakin kunjungan Kim ke Rusia dapat terjadi dalam beberapa bulan mendatang.
Terkait rencana Uni Eropa untuk melarang impor aluminium primer dari Rusia, Peskov memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mengganggu stabilitas pasar global.
"Kami menyadari adanya diskusi ini. Pasar untuk segmen ini cukup rapuh, dan keputusan seperti itu secara hipotetis dapat menyebabkan ketidakstabilan yang signifikan," kata Peskov.
Sementara terkait sanksi AS yang menargetkan sektor energi Rusia, Peskov mengindikasikan bahwa Moskow dapat memperkenalkan tindakan balasan.
"Rusia akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak sanksi ini, dengan memprioritaskan kepentingan perusahaan domestik," lanjut Peskov.
Pada 10 Januari, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap 13 orang Rusia. Mereka yang ada di daftar, termasuk para eksekutif perusahaan minyak besar.
Baca juga: Hamas Akan Bebaskan 33 Sandera di Tahap Pertama Gencatan Senjata