Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT, Rahel dan Wali Kota Solo Respati Ardi. Metrotvnews.com/ Triawati Prihatsari
Triawati Prihatsari • 16 September 2025 20:26
Solo: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memastikan keluarga korban tindak pidana terorisme memperoleh hak-haknya. Terkait itu, BNPT tengah menelusuri keluarga korban tindak pidana terorisme di beberapa daerah, termasuk di Solo.
Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT, Rahel, mengatakan penelusuran keluarga korban terorisme tersebut merupakan tindak lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 103/PUU-XXI/2023. Dimana korban tindak pidana terorisme yang belum mendapatkan haknya agar segera mengajukan permohonan pada BNPT.
"Kami sudah melakukan sosialisasi Bapak Wali Kota Solo terkait pascaputusan MK. Bahwa telah dibuka pelayanan hak-hak korban terorisme masa lalu yang belum mendapatkan haknya dapat mengajukan haknya ke BNPT," kata Rahel, di Solo, Selasa, 16 September 2025.
Sementara sebanyak tujuh dari delapan korban tindak pidana terorisme di Solo belum terpenuhi haknya. Hal itu disebabkan belum diketemukan identitas keluarga korban.
Mereka merupakan korban dari peristiwa bom bunuh diri Gereja Kepunton pada 2011 silam. Ia menambahkan, pihaknya akan terus mencari keluarga tujuh korban tersebut agar hak-hak mereka bisa segera dipenuhi oleh negara.
Berdasarkan UU No 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme bahwa pemenuhan hak-hak diberikan kepada korban tanpa memandang status.
"Ketika sudah ditemukan (keluarga korban) kita lakukan identifikasi, assessment terlebih dahulu. Baru setelah ditetapkan sebagai korban terorisme sesuai prosedur hak-haknya dari negara," jelas Rahel.
Ditambahkan Wali Kota Solo, Respati Ardi, pihaknya bakal melibatkan kelurahan dan kecamatan untuk melacak keberadaan keluarga tujuh korban tindak pidana terorisme bom bunuh diri Gereja Kepunton tersebut.
Beberapa hak keluarga korban tindak pidana terorisme diantaranya yakni rehabilitasi, trauma healing dan lainnya.
"Kita kerja sama dengan BNPT mencari korban (bom bunuh diri) Gereja Kepunton. Ada delapan orang baru ketemu satu. Masih tujuh korban yang hari ini kita fasilitasi. Kami dengan kelurahan, kecamatan dan kewilayah mencari keluarga tujuh korban lainnya yang belum ketemu identitas keluarganya," ungkap Respati.