Anggota Dewan Mau Dikasih Mobil Baru, Mahasiswa Timor Leste Bentrok dalam Protes

Ilustrasi: Medcom.id

Anggota Dewan Mau Dikasih Mobil Baru, Mahasiswa Timor Leste Bentrok dalam Protes

Fajar Nugraha • 16 September 2025 08:43

Dili: Polisi Timor-Leste menembakkan gas air mata pada Senin 15 September 2025 ke arah demonstran yang memprotes rencana pembelian mobil dinas baru bagi anggota parlemen. Rencana pembelian itu memicu kemarahan di salah satu negara termiskin di Asia Tenggara.

Lebih dari 1.000 orang, sebagian besar mahasiswa, berunjuk rasa di dekat Parlemen Nasional di Dili untuk memprotes rencana pengadaan mobil bagi masing-masing dari 65 anggota parlemen yang disetujui tahun lalu.

Rencana tersebut menjadi titik api terbaru di negara yang bergantung pada sumber daya alam ini, di mana lebih dari 40 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, menurut Bank Dunia.

"Kami meminta anggota parlemen untuk membatalkan keputusan pembelian (Toyota) Prado demi perbaikan diri," kata Leonito Carvalho, seorang mahasiswa dari universitas swasta Universidade da Paz yang berbasis di Dili.

"Jika tidak, kami akan tetap berdiri di sini,” ujar Carvalho.

Demonstrasi dimulai dengan damai, tetapi polisi terpaksa menembakkan gas air mata setelah beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah parlemen, merusak beberapa mobil.

Gas air mata melukai setidaknya empat pengunjuk rasa, yang kemudian dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, kata seorang wartawan AFP.

Pejabat kepolisian nasional Justino Menezes mengatakan pihak berwenang akan memanggil koordinator protes untuk menuntut pertanggungjawaban atas kerusakan tersebut.

Beberapa partai politik Timor-Leste yang tahun lalu menyetujui anggaran 2025 untuk membeli mobil-mobil tersebut mengatakan mereka akan meminta parlemen untuk membatalkan pembelian tersebut.

Dalam pernyataan bersama, Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor, Partai Demokrat, dan Memperkaya Persatuan Nasional Putra-Putra Timor mengatakan pembelian tersebut "tidak mencerminkan kepentingan publik".

Bekas jajahan Portugis ini bergulat dengan tingkat ketimpangan yang tinggi, kekurangan gizi, dan pengangguran, serta masih sangat bergantung pada minyak, dengan sedikit diversifikasi ke sektor lain.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)